Senin, 01 September 2014

Mulai Menulis untuk Membebaskan Jiwa

Tidak ada hal yang baku dalam dunia tulis-menulis, saya termasuk yang selalu memulai tulisan dengan kaidah yang bebas tanpa pakem yang spesifik, bahkan mungkin dalam konteks tata bahasa menjadi terlihat serampangan, meski demikian toh hal itu tidak mengurangi minat untuk tetap menulis.

Banyak yang bertanya apa saja yang menjadi prasyarat dalam membuat sebuah tulisan, maka yang pasti jawaban singkatnya adalah “mulai saja menulis” karena kita akan semakin dibatasi dalam kungkungan persyaratan bila hal itu menjadi hal mendasar bagi ketentuan menulis.

Namun memang, menulis kerap menjadi kendala bagi sebagian kalangan, kemampuan untuk menterjemahkan gagasan didunia ide dalam larik kata menjadi kalimat nampaknya memang tidak semulus sirkuit Marina Bay Singapore.

Untuk itu, perlu diyakinkan dan dipastikan dalam diri Anda bila ingin menulis, maka pertama jangan batasi ide Anda, biarkan saja bergerak selaras dengan gerakan jemari dikeyboard komputer. Lalu perbanyak wawasan dan gagasan yang saling berkaitan, karena itu jangan jadi katak dalam tempurung.

Setelah semua hal tersebut dilakukan, maka menulis harus datang dari kesukaan yang memberikan efek relaksasi dalam mengurai beban dalam benak pemikiran kedalam sebuah ringkasan kalimat pada sebuah tulisan, saya meyakini hal ini pula yang akan membuat Anda akan tetap menulis secara bebas.

Perlu diingat, bahwa menulis adalah periode penanda sebagai bagian dari dokumen kesejarahan, dan salah satu yang akan dapat diwariskan ke generasi mendatang adalah sumbangsih kita pada dunia literer, karenanya tulisan menjadi abadi meski tidak semewah berlian De Beers.

Selamat menulis, dimulai saat ini dan mulailah dengan segenap hati.

sumber foto: politik.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar