Penerimaan
tanpa syarat akan pengunduran diri Ahok sebagai kader Partai Gerindra
kali ini sebagai buntut dari ketidaksetujuan Ahok akan proses usulan
RUU Pilkada yang diusung oleh partainya sendiri adalah sebuah sikap
negarawan.
Bahwa
partai membutuhkan disiplin dan keteraturan dalam kesepakatan
pemahaman adalah hukum besi yang nampak sulit untuk didemokratisasi,
namun sikap menerima sikap yang berbalik dari kader yang dibesarkan
oleh partai burung garuda adalah sebuah bentuk ketegasan yang perlu
dihargai.
Dilain
pihak, sikap Ahok yang nampak mbalelo karena kepentingan praktis bak
kutu loncat juga merupakan ekspresi politik yang tidak dapat
dihindari, karena sejatinya pemimpin adalah bagian dari yang
dipimpinnya dan pemegang mandat kekuasaan yang harus tunduk pada
kepentingan khalayak.
Sikap
legowo kali ini patut diapresiasi secara positif, alur kepartaian
pada kanal politik mengharuskan hal yang sedemikian. Bersamaan dengan
itu, kita juga masih membutuhkan aktor politik yang memiliki
keberanian serta nyali untuk bertindak dan menyatakan pendapat yang
berbeda.
Berbeda
pandangan tentu saja sebuah kekayaan dalam demokrasi, yang membedakan
adalah perpektif mana yang memiliki kedekatan dalam kemaslahatan
merupakan alat analisa yang berbeda. Tentu saja, dinamika internal
dalam sebuah partai tidak dapat dihindari.
Bentuk
dari sikap kenegarawanan lain dari pengelolaan partai yang tentu akan
terlihat elegan adalah mampu menyelesaikan friksi yang terjadi dan
menemukan konsensus damai yang tentu saja berpihak pada kepentingan
masyarakat secara meluas bukan bagi segelintir elit petinggi partai.
Untuk
hal yang terakhir, tentu saja kita serahkan itu pada dialektika yang
terjadi pada Partai Gerinda, setidaknya sikap legowo kali ini sudah
merupakan itikad baik dalam konteks membangun citra kenegarawanan
yang bisa diberi acungan jempol.
Termasuk
memberikan ruang gerak bagi politisi seperti Jokowi untuk berpentas
ditingkat nasional, bahkan menjadi Presiden terpilih pun merupakan
sebuah kearifan yang sangat dihargai. Tentu keberhasilan seorang
pemimpin dalam sebuah agenda transformasi adalah mencetak dan
menghasilkan generasi penerus kepemimpinan yang dapat memiliki
prestasi lebih besar dari sebelumnya.
Kali
ini sikap legowo itu berbuah manis.
sumber foto: metro.news.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar