Hampir semua media massa saat ini
dipenuhi dengan pemberitaan berkaitan dengan mafia, apapun itu bentuknya dan
disetiap bidang. Sebut saja mafia migas, mafia hutan, mafia pajak, mafia hukum,
mafia pangan, dan segudang sebutan mafia lain yang bekerja serupa dengan dua
wajah yang tiada lain bertujuan untuk menggangsir kekayaan negara.
Sesuai dengan asal usul
sejarahnya, maka mafia adalah sebuah kumpulan kolektif yang bekerja dalam
sebuah organisasi rahasia untuk tujuan menjalankan kejahatan terorganisir,
dimana para anggotanya disebut sebagai "mafioso", yang berarti
"pria terhormat". Dalam banyak kesempatan, organisais tipikal berada
dibanyak tempat dibelahan muka bumi ini termasuk diantaranya adalah Triad di
teritori Cina daratan maupun Yakuza yang dikembangkan sebagai organisasi
kejahatan terstruktur di Jepang.
Satu hal yang pasti, kejahatan
adalah pekerjaan dan sumber utama penghidupan mereka, meski kemudian
dimodifikasi menjadi bagian yang tersamar dan dikategorikan sebagai tindakan
pencucian uang dari hasil kejahatan yang dilakukan.
Bentuk Mafia-isasi (Vicky Style)
adalah bentuk dari kemampuan yang terbatas untuk mengurai akar masalah yang
dihadapi dengan membenturkan persoalan pada sesuatu yang tampak tidak mampu
diatasi. Sesungguhnya ungkapan mafia itu sendiri memberi isyarat bahwa kerangka
instrument hukum tidak mampu menjerat kuasa jahat untuk tidak merajalela.
Namun apa lacur, kuasa jahat yang
ditengarai sebagai mafia tersebut, ternyata kerap kali merasuk ke jaringan aparatur
penegak hukum yang seharusnya bertindak sebagai bagian dari kerangka penegakan
aturan dan ketertiban kehidupan bersama.
Bahayanya lagi, mafia telah
mendarah daging berasimilasi dan terdifusi dalam berbagai aspek kehidupan
termasuk menjadi warga terhormat, memiliki kuasa, pengaruh dan wibawa yang
stereotype-nya bersemayam dalam tubuh para pejabat, penguasa dan politikus,
menggunakan berbagai saluran yang Nampak mulia dan bermartabat untuk agenda dan
misi kejam yakni memperkaya diri melalui mekanisme yang menyimpang.
Secara psikologis, momentum
perubahan kepemimpinan adalah periode dimana harapan baru diletakkan untuk
sebuah perbaikan. Dalamm hal ini modalitas yang dimiliki kepemimpinan baru
cukup untuk membuktikan bahwa Mafia itu memang sebuah benda nyata yang tidak
lagi sekedar mitos yang tidak dapat ditunjukkan batang hidungnya, bila hal
demikian yang terjadi maka kepercayaan public akan menguat memberikan dukungan
bagi upaya pemberantasan para Mafia tersebut.
Maka sekedar saran, memberantas
Mafia yang bekerja secara rapi dalam menjalin kejahatan secara terstrukur dan
sistematis hingga kemudian berdampak massif pada penderitaan rakyat, perlu
dirumuskan pendekatan yang ekstrem dengan menjalankan pola mafia yang setara,
bukan ala preman jalanan.
sumberfoto: ceritaperut.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar