Rabu, 03 September 2014

Daya Saing Naik? Apa yang Harus di Benahi?

Rilis dari laporan World Economic Forum (WEF) tentang indeks daya saing Indonesia menunjukan tanda positif, berada di peringkat ke-34 dari 144 negara yang disurvey menempatkan bangsa ini, naik 4 tingkat dari evaluasi tahun sebelumnya. Meski begitu, banyak hal yang harus diperbaiki bila kita memang ingin hadir sebagai pesaing tangguh yang handal dikancah dunia.

Perhitungan yang dibuang WEF mencoba menyibak kondisi sebuah negara dilihat dari kondisi kesehatan, pendidikan, efisiensi pasar, ukuran pasarm inovasi serta infrastruktur dan lingkungan ekonomi makro beserta beberapa indikator lain, guna memetakan posisi dan letak masing-masing negara dalam peta persaingan pada percaturan internasional.

Bila kemudian dikomparasikan dengan negara di Asia Tenggara lain, maka posisi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan Singapore (2), Malaysia (24), Brunai (26) dan Thailand (37), sehinga berbenah adalah kata yang tidak bisa ditolak dan dipungkiri karena kondisi kita yang rawan dalam era globalisasi mendatang.

Kemampuan bersaing adalah indikasi dari daya tahan suatu bangsa dalam area yang terbuka disebuah pasar bersama, ketika dorongan batasan perdagangan dan alur transaksi ekonomi tidak mengenal batas negara baik dalam ruang maupun waktu, sehingga pembangunan kompetensi dan kapasitas bangsa ini akan menentukan titik kekuatan spesifik dalam bersaing.

Sesuai dengan strategi bersaing ala Porter, maka strategi generik yang dapat dipergunakan merupakan kombinasi atau salah satu dari pilihan Cost Leadership, Differentiation maupun Focus, benar bahwa kita harus menciptakan sebuah keunikan yang sulit diimbangi oleh para pesaing, membangun Competitive Advantage, terlebih modalitas kita terbilang sangalah besar.

Dalam hal ini, yang terpenting adalah kemampuan kita dalam meletakkan identifikasi yang tepat dalam menilai dasar kemampuan bersaing kita dimasa depan, sebab pilihan strategi akan menjadi hampa bila kita tidak mampu memahami apa yang menjadi elemen dasar dari penjabaran strategi tersebut.

Kapasitas jumlah penduduk, kemampuan daya beli agregat dan sumber daya alam adalah sebuah kekuatan yang laten, sudah terbukti dalam kuantitas yang riil. Bebarapa aspek dasar harus diperbaiki, dan tentu saja hal ini menjadi point fundamental dari kepentingan dalam persaingan, yakni pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, karena hal yang terakhir ini masih menjadi potensi yang belum teraktualisasi secara nyata.

Kualitas pendidikan kita, serta kemampuan individu manusia Indonesia tidaklah semerata beberapa negara tetangga dirumpun Asia Tenggara sekalipun, sebelum melongok jauh. Padahal pada kekuatan manusialah kita bersandar untuk dapat melakukan pengelolaan seluruh sumberdaya yang melimpah ruah pada bangsa ini dapat dioptimalisasi menjadi sebuah keuntungan dalam keunggulan bersaing.

Tidak dinafikan pula bahwa tata kelola kebijakan dalam pemerintahan harus memberikan dukungan yang supportif dalam pencapaian tujuan besar yakni, Indonesia berdaya saing, sebab dalam persaingan hanya yang terbaik dan adaptif yang dapat survive dalam kondisi apa pun yang terjadi.

Pemberantasan korupsi merupakan agenda utama karena dampaknya signifikan dalam pembangunan daya saing, disamping itu pembenahan infrastruktur hingga perbaikan dalam persoalan kemudahan akses pembiayaan, dapat menjadi beberapa langkah yang diharapkan dapat membantu mengembangkan potensi lokal dapat setara dimata dunia, tidak hanya membebek dari kepentingan negara lain.

Kalau kita hendak berkaca pada evaluasi WEF kali ini, maka Pemerintahan mendatang memiliki pekerjaan besar yang harus dimulai. Karena dalam kemelut ekonomi yang bergejolak ditingkat dunia, jangan sampai momentum positif yang secercah ini berlalu tanpa imbas positif pembenahan dan perbaikan internal bangsa yang telah begitu lama menjadi penonton cadangan dan bukan pelaku utama.

Jangan sampai pula, ketika ineks daya saing kita naik, tetapi kemampuan daya beli masayarakat turun karena ketidakmampuan pemerintahan untuk menjabarkan kepentingan kolektif masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mensejahterakan.

sumber foto: beranda-miti.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar