Awan
gelap itu masih menggelayut dicakrawala perekonomian domestic maupun dunia,
bahkan kemungkinan terburuk adalah imbas terjadinya arus balik dari dana yang
diparkir pada emerging market secara langsung akibat dari rencana dinaikkannya
The Fed Rate oleh Janet Yellen.
Hal
tersebut menyusul data jobless claims yang memburuk, ternyata negara adidaya
itu pun belum pulih dari kondisi pasang surut ekonominya. Sakit pada negara
sentral dunia menjalar keberbagai negara lain termasuk Indonesia, karena
potensi larinya dana asing dari bursa domestic.
Terhitung
dana asing di pasar SUN mencapai Rp 443,72 triliun atau 37% dari total dana
yang ada, meski secara agregat bila dihitung sepanjang tahun, net buy
asing masih tinggi Rp 52,59 triliun, namun sifatnya memang hot money yang bisa dating
dan pergi sesuka hati.
Kondisi
tersebut yang menyebabkan pasar uang dalam negeri menjadi sangat volatile, dan
dikhawatirkan dana panas itu keluar serentak, maka bisa terjadi kolaps karena
proporsinya yang signifikan, terlebih terjadi trend pelemahan kurs rupiah dan
penurunan harga komoditas ekspor.
Bayangan
yang buruk dalam ekonomi duni tersebut membuat Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO) melakukan koreksi atas pertumbuhan ekonomi dunia, penurunan [ertumbuhan
tersebut dipatok pada kisaran 3,1 % dibandingkan proyeksi 4.7 % sebelumnya.
Sedangkan prediksi pada 2015 diproyeksikan tumbuh 4% dari estimasi pertumbuhan total yang sebelumnya diasumsikan 5,3%, hal ini dipegaruhi oleh tensi geopolitik, konflik regional, harga bahan bakar, mengendurnya pertumbuhan negara berkembang dan berbagai factor pemicu lain.
Lalu
apa yang dapat diperbuat oleh kabinet pemerintakan Jokowi–JK dalam menghadang
hembusan badai ekonomi tersebut? Dalam kondisi pemerintahan baru yang mendapatkan
legitimasi langsung dari rakyat, maka pembentukan tim ekonomi yang tangguh
menjadi sebuah prasyarat.
Fokus
dalam konsentrasi penguatan infrastruktur perekonomian serta kreatif dalam
membangun potensi ekonomi kerakyatan adalah kewajiban, pertanian dan kelautan
sebagai bagian dari daya dukung disektor pangan diperkuat dengan membangun
kemampuan BUMN untuk menjadi pilar ekonomi nasional adalah sisi lain yang harus
dioptimalkan.
Bagaimana
rumusan turunannya? Kembali kepada upaya pembangunan kekuatan ekonomi yang
berasal dari pedesaan untuk memperkuat struktur ekonomi ditingkat nasional
harus kembali digairahkan dengan menguatkan potensi kelembagaan seperti
Koperasi dan Ide mengenai Bank Tani yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
ditingkat local.
Pun
termasuk, menggarap industry kreatif yang sesuai dengan konten dan sumberdaya
yang ada adalah sebuah alternative menjadikan badai ekonomi kali ini sebagai
sumber tenaga bagi kincir angin pembangunan berkelanjutan, yang membangun
kemandirian dan tidak bergantung atas dana panas yang dapat mengakibatkan sudden
death perkonomian nasional.
Sumber
foto: fakhrurrazypi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar