Sabtu, 13 September 2014

Menjejak Strategi Bisnis Samsung menghadang Sony



*resume: Sony vs Samsung - Sea Jin Chang

Tentu kita saat ini telah mahfum bila Samsung berada didalam nilai pasar yang lebih besar dibandingkan dengan Sony, tetapi tidak pada sekitar sedasa yang lalu, Samsung hanya dikenal sebagai perakit piranti dan komponen elektronik ketimbang sebagai sebuah merek produk elektronik yang mumpuni.

Perbedaan mendasang yang terjadi sekitar 10-15 tahun silam memang menjadikan Samsung bak meteor yang fenomenal karena kemampuan dirinya untuk melakukan transformasi menjadi sebuah perusahaan kelas dunia yang kuat dalam bidang teknologi dan elektronika, disertai dengan kemampuan melakukan pencermatan atas arah perubahan gerak pasar.

Disisi lain, Sony sebagai produk Jepang gagal untuk menjadikan posisi bersaingnya yang dominan untuk mempertahankan keunggulan sejarah yang dimiliki. Tengok saja berbagai kemampuan Sony dimasa lalu dalam menterjemahkan kebutuhan simplifikasi melalui Walkman, CD-man hingga berbagai produk entertainment seperti Sony Playstation dan Sony Music.

Bagaimana produk yang masuk kategori kelas dua dari negeri Gingseng itu mampu melampaui produk negeri matahari terbit. Padahal dalam konsepsi brand persepsi akan kualitas secara general menempatkan posisi Sony akan berada lebih tinggi dari Samsung, sesuatu yang kemudian menjadi tidak berlaku dimasa sekarang, karena kemampuan respon Samsung dalam memperbaharui dirinya.

Sony menjadi sebuah ikon akan terobosan unik dengan positioning produk spesifik yang berbeda, sehingga menjadi pioneer dibidang yang dijajakinya, bersamaan dengan hal tersebut, posisi ini rentan dalam menghadapi persaingan yang dinamis dan kompleks. Bekal yang dimajukan adalah produk akan menginduksi permintaan, dikarenakan posisinya sebagai product leader tidak sepenuhnya terbukti, bahwa pasar memiliki alur logika sendiri dalam menetapkan pilihan dan menjawab perubahan selera.

Dalam konteks tersebut, Sony merasa sebagai jawara dan penguasa pasar pada saat itu, segala hal yang akan diluncurkannya sudah pasti diaksep oleh pasar secara antusias, padahal dalam agenda perubahan tidak ada kekekalan yang dapat diprediksikan terkecuali adanya perubahan itu sendiri, sehingga dengan demikian yang dapat dilakukan adalah mengikuti apa yang menjadi pakem dan perilaku konsumen.

Memiliki segala sumber daya terbaik, Sony kemudian berkutat apa upaya penciptaan dengan membentuk divisonalisasi yang beranjak pada kepentingan sektoral untuk memajukan divisi perbagian dibandingkan membawa kepentingan Sony secara keseluruhan, dititik ini Sony gagal melakukan perubahan arah manajemen dan kepemimpinan yang efektif, meski tidak sepenuhnya salah, namun hal tersebut menjadi kunci awal pembuka dari celah dalam ruang yang dapat dimanfaatkan oleh Samsung.

Pada kondisi yang ebrbeda, Samsung yang tadinya adalah pemain subkontraktor dari pelaku elektronik dunia, ternyata terus menerus melakukan perbaikan diri dan berhasil melalui fase modifikasi dengan meningkatkan statusnya dari sekedar pembuat dan penjual melalui pembekalan kemampuan teknis dalam penelitian dan pengembangan produk.

Secara umum, Samsung membangun orientasi kepada pelanggan sebagai factor penting dalam meluncurkan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen, serta tidak sungkan untuk melakukan  berbagai aktifitas yang terkait dalam peningkatan kualitas serta membangun brand yang kuat dalam konteks performa produk serta layanan terkait.

Disamping itu, Samsung memberikan titik tekan yang kuat akan pentingnya kecepatan dalam menjawab perubahan yang berlangsung secara berkesinambungan. Samsung memiliki kesadaran penuh, bahwa dunia saat in berada diantara keseimbangan antara perubahan selera dan kemauan konsumen tentang nilai fungsi serta kegunaan yang beririsan dengan factor harga nan kompetitif , dimana hal tersebut dapat berubah secara fluktuatif, sehingga menyulitkan pembentukan asumsi dan prediksi.

Pembentukan organisasi yang mebiasakan diri untuk terus berada dalam posisi yang uncomfort zone membuat Samsung memacu dirinya mengatasi berbagai sisi kekurangan dalam dirinya. Dalam hal ini, terbukti bahwa Samsung telah meninggalkan Sony yang dahulu merupakan ikon besar dunia elektronika sekaligus mewakili gagahnya industry negeri matahari terbit di dunia, kini sang fajar itu pun telah menyongsong terbenam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar