Senin, 06 Oktober 2014

Magno Radio: Memori Vintage, Kreatif Design yang Mendunia

Sebuah perjalanan berkreatifitas bisa terjadi melalui banyak cara, tidak hanya ada ruang kelas, namun bisa jadi secara inspiratif terhampar melalui pengalaman hidup keseharian, dan disitulah makna kreatifitas menunjukkan aura sejatinya yakni memberi nilai tambah bagi kehidupan kita.

Magno Radio adalah bukti bahwa dengan kreatifitas disertai dengan konsep yang kuat, akan membuat sebuah produk mampu bersaing ditengah ketatnya kompetisi. Sejatinya radio adalah perangkar elektronik yang dekat dengan keseharian kita, dan kini telah terdiversifikasi kedalam berbagai bentuk.

Bahkan, kemajuan teknologi telah mampu menempatkan secara subordinasi radio pada sebuah perangkat handphone. Namun tidak demikian dengan pemikiran designer lokal Singgih Susilo Kartono sang empunya perusahaan Piranti Works, produsen radio jadul bermerek Magno.

Degradasi keberadaan radio, bahkan dengan berbagai merek superior dunia, dapat dibalik serta dikembalikan dengan pemahaman bahwa terdapat kerinduan akan kenangan masa kecil dalam romantisme nostalgia nan klasik dan vintage yang mengacu pada style era '30-an.

Dalam konsepsi pemasaran, maka produk yang diluncurkan tersebut mengacu pada lapisan target market spesifik yang sempit -niche market, diruang pasar yang terbatas tersebut penghargaan produk dinyatakan dalam persetujuan akan konsepsi serta gagasan akan keberadaan produk itu sendiri.

Nyatanya, gaya vintage yang memadukan radio dengan bahan baku kayu pinus dan mahoni tersebut sukses diakseptasi pasar, bahkan diganjar berbagai penghargaan design tingkat dunia, tersebutlah International Design Resource Award 1997 di Seattle, Amerika Serikat, Good Design Award di Jepang (2008) dan Brit Insurance Design Award di London (2009) serta berbagai awards lain.

Publisitas mengalir seiring dengan penghargaan internasional, produk yang terkesan oldish tersebut mmiliki nilai jual yang tinggi karena kerumitan dalam aspek perpaduan design dan fungsi elektronik, pun termasuk kehalusan sentuhan dan hasil akhir dari implementasi design yang diusung.
Magno Radio telah mejelajah dunia, bahkan melanglang buana hampir dibanyak negara mulai dari Amerika Serikat (AS), Brasil, Eropa, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, Australia, dan Selandia Baru adalah pasar sasaran utama meski tanpa berpromosi melalui saluran komunikasi utama.

Produk yang dihargai dalam rentang $200-300 tersebut memang masih dikerjakan sebagai sebuah bagian dari home and small industri berkapasitas produksi 300 unit perbulan. Menempati lokasi dapur produksi didaerah Kandangan-Temanggung, Singgih jebolan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB)-1992, kembali membangun potensi desa.

Design Unik, Mendasar & Sederhana

Konsepsi yang kuat akan bentuk kesederhanaan, saat memandang bentuk Magno Radio maka imajinasi kita akan terbawa melayang pada kenangan masa lalu, dan efek tersebut yang hendak dibangun oleh Singgih selaku product designer. Baginya, desain berperan signifikan agar sebuah produk berkualitas.

Sebagaimana penjelasan dalam laman situs resmi di: www.magno-design.com, Singgih menyelipkan karakter idealisme tentang pesan dan semangat produk, bahwa produk yang baik menghadirkan kehangatan kehidupan dan tidak hanya berlaku hanya sebagai produk pasif.
Hal ini pula yang menjadi komentar dari William Harald Wong seorang Designer Grafis Malaysia yang menempatkan produk Magno Radio sebagai benda hidup yang memberikan sifat kesetiaan yang dibingkai dengan baik melalui design produk yang hebat.

Secara visual, maka membayangkan Magno Radio adalah benda serupa kotak suara yang terinspirasi pada bentuk ikonik radio portabel yang kotak khas namun memiliki sudut ergonomis yang kecil dan cembung, bertombol bulat dengan kombinasi gabungan warrna gelap & terang kayu produksi hasil hutan sebagai dasar radio.

Penekanan yang dibuat melalui Magno Radio adalah membentuk relasi pengguna dan produk dalam jalinan relasi yang bersifat integral sebagai bagian dari kehidupan yang memberikan sinergi jiwa, dan Singgih dengan tepat memberikan ruang refleksi untuk menyadari kearifan alam dan masa lalu sebagai kewajiban moral dari pemilik produk atas hasil produksinya yang ditularkan kepada pelanggan.

Jelas bahwa produk ini dinanti karena dampaknya yang menentramkan hati, selain karena fungsinya sebagai sarana mendengarkan radio, Kecintaan serta pemahaman yang lengkap akan radio, kemudian membuat Singgih mampu “menghidupkan” kotak musik tersebut. Baginya, radio menemani kita dalam melakukan aktivitas keseharian, namun tidak menuntut banyak perhatian seperti alat elektronik lainnya.

Sosiopreneur & Ecopreneur

Bahan baku yang dipergunakan adalah hasil hutan yang semakin hari semakin langka, dan untuk itu Singgih memadukan dua keahlian sekaligus yakni kewirausahaan yang berwawasan Sociopreneur (sosial) dan Ecopreneur (lingkungan) dan mengharmonisasikan kedua hal tersebut.

Pemberdayaan masyarakat sekitar, memberikan nilai tambah produk dan memanfaatkan hasil hutan secara berkesimbungan hanya dapat dilaksanakan bila terdapat kesadaran yang mendalam. Bentuk yang sederhana adalah wujud dari bagaimana produk dirancang secara efektif mereduksi pemakaian bahan material secara berlebih, termasuk mengrungani dampak limbah yang dihasilkan.

Bagi Singgih, produk secaara built-in membangun keterhubungan antara manusia dan alam lingkunga sekitarnya. Prinsip utama yang dipegang adalah design produk harus mampu memecahkan masalah sekaligus meminimalkan dampak yang dihadilkan, sehingga Magno radio memang bukan mass product melainkan bagian dari koleksi berharga yang menjadi kebanggaan.

Dalam kepentingan mempertahankan kelastarian hutan sebagai sumber bahan baku, Singgih melakukan replanting hutan, dengan melibatkan anak-anak dilingkungan sekolah disekitarnya yang akan bertindak sebagai generasi dimasa mendatang, menjaga bumi tetap hijau sekaligus mempertahankan secara berkesimbungan bahan baku produksi -sustainable supply.

Secara filosofis, Magno dikenali sebagai sebuah brand yang mengusung gagasan akan keberlanjutan hidup secara alamiah dan -go green. Magno sendiri dimaknai sebagai alat serta sarana bantu dalam melihat rincian secara detail layaknya fungsi kaca pembesar.

Kekuatan produk Magno terletak pada konsepsi design bentuk yang sederhana, indah dan berkualitas tinggi dengan detail pekerjaan yang kompleks perfecto. Berlogo huruf g yang klasik nan unik layaknya memorabilia, demikian Magno hendak dikenalkan kepada para pencintanya.

Proses produksi yang dipergunakan oleh Singgih dalam menciptakan Magno Radio, diperkenalkan sebagai teknik New Craft, sebuah proses penciptaan kerajinan dalam proses manufaktur tingkat dsasar dengan teknis keterampilan tradisional yang mengandalkan keahlian khusus tangan manusia disertai sentuhan manajemen modern dalam menjalankan roda produksi tersebut.

Pada metode tersebut, maka Singgih menempatkan faktor terpenting adalah sumberdaya manusia yang terampil dibalik proses kreatif berkerajinan, oleh karena itu manusia yang terlibat pada proses produksi tidak hanya berlaku sebagai pekerja, melainkan menjadi sumber produksi utama nan signifikan.

Memaknai Kayu & Evaluasi

Dalam perspektif Singgih, kayu adalah bentuk dari simfoni kekasaran dan kelembutan yang alamiah dan natural, bebas dari aspek sintetik yang khas merupakan karunia alam. Karena kayu adalah hasil produksi dari pohon sebagai tumbuhan, maka sentuhan manusia yang menjadikan kayu dalam sebuah produk seperti magno radio menjadi memiliki jiwa.

Kayu sebagai bahan Magno Radio memancarkan keindahan yang memiliki proses menakjubkan dalam pertumbuhan dirinya. Singgih menilai kayu memiliki keindahan tekstur serta kesejarahan bila kita melihat umur kayu dari lingkaran waktu pada sebuah batang kayu.

Pada kesempurnaan yang terdapat disebuah kayu, kita dapat memahami dan menyerap pelajaran penting mengenai kehidupan, kesinambungan dan batasan sebagai sebuah karakter. Dan tidak pelak bila Magno Radio menjadi representasi dari serangkaian nilai hakiki tersebut.

Tantangan berkelanjutan dalam kompetisi pasar adalah munculnya produk setara dan kompetitor sejajarnya, maka yang harus dapat dipastikan dari keberadaan Magno Radio adalah memastikan lapisan konsumen yang spesifik tersebut, untuk tetap memiliki persepsi positif akan brand Magno yang kuat sebagai produk natural.

Lebih jauh lagi, mempertahankan selera yang bisa berubah seiring dengan perubahan demografi adalah tantangan lanjutan, karena kenangan masa lalu harusnya dapat ditularkan antar generasi sehingga tidak kehilangan lapisan penikmat Magno.

Bisa jadi, challenge bagi Magno dikemudian hari apakah produk dengan simbolisasi vintage ini mampu memodifikasi dirinya berjalan selaras dengan jaman, seperti melibatkan warna non natural bagaikan fase retro yang muncul dijaman setelahnya periode 60-70'an meski sama dalam kategori jadul.

Salam Kreatif

Sumber foto: blog.blomming.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar