Seperti diketahui khalayak ramai,
marketing itu adalah ilmu yang luwes nan fleksibel, bisa lentur sesuai jaman,
dan menyesuaikan serta beradaptasi dengan kondisi yang berkembang menyertai
kesejarahan manusia.
Pada pertempuran bisnis, sebuah
produk umumnya akan fully effort untuk mempertahankan posisi dominan terhadap
pelanggan, sehingga mampu men-drive kebutuhan konsumen.
Kenyataan yang terjadi didunia
moderen, kompetisi antar berbagai brand menghadirkan berbagai perspektif baru
akan pemahaman mengenai pelanggan, yang selama ini umumnya selalu ditempatkan
sebagai objek penderita, kini tengah berubah menjadi subjek pelaku penentu.
Abad yang didominasi oleh generasi Y
yang melek akan ruang social di dunia maya, karena perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi membuat lapisan pelanggan semakin berposisi sebagai
partner dalam penciptraan produk maupun layanan acting as co-creator.
Pun perilaku yang dimiliki oleh lapisan
generasi setelah Gen Y, yang seringkali disebut dalam kategori semacam #alay
#ababil dan berbagai sebuat lain yang bersifat konotatif, toh klasifikasi
kelompok pada rentang tersebut merupakan pelanggan potensial dimasa mendatang.
Memisahkan proses pembangunan merek
dari kelompok lapis pemuda maupun bersemangat muda memang sebuah hal yang
fatal, karena produsen beserta brand produk yang dimilikinya kini tidak
bersifat tunggal dan monolog, social networking yang terbangun melalui
perkembangan internet membuat jejuluk “customer is our friend”.
Dengan logika sedemikian, maka
pemahaman mengenai pelanggan tidak lagi bisa bersifat satu arah maupun top
down, melainkan menjaga dan merawat persahabatan terbaik dengan customer
sehingga membentuk “point of referral” yang menjadi berharga sebagai rujukan
bagi pembelian berulang pada kelompok lapisan pelanggan baru.
Dinamika yang fluktuatif membuat
perubahan menjadi bersifat permanen, untuk itu yang harus menjadi antisipasi
bagi produsen adalah membuka ruang interaksi yang intensif dengan para pelanggan,
menindaklanjuti keluhan sebagai upaya membangun kekuatan bersaing karena
loyalitas yang terkelola.
Sehingga, pada akhirnya produsen
tidak harus pusing untuk berhadapan dengan para haters, karena lapisan pembenci
selalu saja ada, dan yang akan berpihak menjadi pembela produk Anda nantinya
adalah mereka yang menjadi pelanggan terpuaskan layaknya loyal defender.
Perubahan dan pembaharuan adalah
spirit yang lekat dengan dunia muda, dan hal tersebut kini telah menjadi pakem
laku pemasaran. Anda tidak lagi bisa menonjolkan kekuatan product secara
bombastis dengan berjubel iklan diberbagai media, karena impact probability to
see akan berbeda dengan probability to transaction.
Metode pemasaran yang dibangun dengan
pola pembentukan citra, sebagai kombinasi antara konten dan konteks yang
mengabaikan komunikasi jelas akan semakin ditinggalkan, hal ini dengan mudah
serta kasat mata dapat dilihat pada saat PilPres lalu, pemilih pemula yang
notabene adalah anak muda menjadi factor pengaruh serta penentu kemenangan
salah satu pasangan (baca: acting as brand product pada dunis bisnis).
Kekuatan produk Anda ditentukan oleh
seberapa kuat anjuran yang direkomendasikan oleh para pelanggan Anda kepada
pihak lain, dan hal ini difasilitasi dengan mudah sekaligus murah oleh
teknologi online yang sangat lekat dengan perilaku youth daily life. Jadi sudah
siapkan Anda untuk berhadapan dengan para pemuda yang selalu mencari cara baru
dan berbeda? Welcome to Youth Marketing.
Sumber
foto: www.madisonaveinsights.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar