Kamis, 02 Oktober 2014

Parlemen #Gagal Move On



Keriuhan sidang perdana digedung DPR memberikan isyarat buruk bagi stabilitas politik, dan nyatanya hal tersebut direspons langsung oleh pelaku pasar dengan capital outflow Rp1.4T, diprediksi resiko investasi Indonesia menjadi naik dengan kondisi seperti itu.

Perlambatan ekonomi dunia ditambah dengan instabilitas politik dalam negeri adalah padanan yang cocok untuk dapat menggoyahkan seluruh struktur bangunan yang sudah disusun.

Jelas kondisi panas nan gerah di ruang sidang parlemen, memberikan dampak langsung bagi perekonomian kita, suatu hal yang harus dapat dipahami oleh legislator baru disana.

Tidak hanya pada persoalan tersebut, hal menarik lain adalah tentang fenomena kekerabatan politik, yang kemudian mencuat dalam istilah sebagai dinasti bertrah politik.

Meski hal itu tidak menjadi sebuah aturan yang baku, namun harus dicermati sejauh mana faktor genetik dan keturunan menjadikan seseorang memiliki kualifikasi sebagai wakil rakyat yang berkualitas dalam menyuarakan aspirasi perubahan sesuai amanat yang diberikan.

Berdasarkan data, setidaknya dari 560 anggota dewan terhormat, tercatat sedikitnya 11.4% memiliki tali kekerabatan, dengan keterangan adalah keturunan langsung maupun tali persaudaraan dekat.

Politik jelas merupakan mandat, yang dibuktikan dengan kinerja yang berkomitmen dan konsistensi, didasari oleh kapasitas serta kapabilitas bukan sekedar garis keturunan, dalam menterjemahkan kehendak publik.

Kita tentu tidak ingin mendapatkan para legislator kita hanya "politisi karbitan" yang diperam pada momentum pemilu semata. Hal itu pula yang dapat menjelaskan terbentuknya suasana keributan pada sidang perdana lalu.

Lebih jauh lagi, aspek yang luput dibahas adalah "politisi luar kandang", karena ternyata 64.8% dari anggota dewan terpilih, atau sekitar 363 orang merupakan figur diluar lokal basis pemilihan dimana tokoh tersebut diajukan.

Problem yang akan dihadapi dengan kondisi tersebut jelas, adalah mampukah anggota DPR yang seperti itu dapat membawa dan menyerap aspirasi publik dilokasi dimana mereka dimajukan.

Politik praktis memang menjadi bagian dari pertunjukan kekuasaan yang sekarang sedang dipertontonkan pada panggun pentas perpolitikan nasional. 

Adakah setitik harapan diujung pemerintahan kali ini? Hanya garis tangan kolektif bangsa ini yang menentukan, bukan sekedar garis keturunan.

Sumber foto: twitter.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar