Selasa, 14 Oktober 2014

Membangun Pelanggan sebagai Keunggulan Bersaing

Kemampuan suatu bisnis untuk dapat bertahan dalam persaingan adalah membangun keunggulan berdaya saing, dan hal itu dapat dipahami dalam peta kompetisi berbasis 4C.

Proses pembangunan kekuatan daya saing melalui pemposisian kompetisi dengan indikator change (mampu beradaptasi atas perubahan), competitor (membangun perbedaan dari pesaing), company (menguatkan kompetensi internal) dan customer (menambah nilai bagi pelanggan). 

Pada kasus dimana persaingan menjadi bagian dalam kepentingan untuk menajamkan dunia bisnis, maka perlakuan terpenting adalah membangun kompetensi, menguatkan kapasitas serta kapabilitas dengan menawarkan nilai bagi pelanggan. 

Termasuk dengan meningkatkan kuantitas serta kualitas dari market share menuju heart share yang melampaui mind share, menjalin komunikasi yang intensif secara interaktif dalam ruang dialogis.

Dalam hal ini, konsumen tidak lagi hanya akan menjadi raja, namun menjadi sahabat terbaik dalam kerangka pembangunan produk yang fit in dengan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang dikenal sebagai fase co-creator.

Untuk itu, kedekatan suatu produk guna secara ramah hadir bagi pelanggannya adalah jawaban untuk membangun keterikatan yang sulit beralih karena jalinan emosional disamping fitur atas benefit yang ditawarkan semata.

Saat suatu produk menawarkan value pada audiens, maka pencermatan atas kompetitor pun menjadi bagian penting, nilai tambah yang menjadi pembeda perlu ditekankan sebagai unique selling point nan spesifik.

Pelanggan disaat ini menjadi semakin demanding, membutuhkan perhatian dan treatment yang bersifat khas individual, termasuk membangun lapisan terpuaskan atas nilai yang ditawarkan sehingga akan bertindak menjadi referral agent dalam membentuk precious word of mouth.

Perubahan adalah hal yang tidak bisa dielakkan, namun produsen dapat mendekati perubahan melalui perencanaan yang sesuai, dan dalam hal tersebut seluruh sumberdaya yang perlu dipersiapkan akan terkonsentrasi pada upaya pemahaman atas kebutuhan pelanggan.

Fokus dalam pemenuhan dan pengetahuan mengenai pelanggan, merupakan investasi terbesar, karena pelanggan pula-lah yang akan bertindak sebagai subjek pelaku konsumsi dari produk yang akan ditawarkan ke publik.

Pola relasi sosial saat ini terurai dalam proses komunikasi massa melalui berbagai saluran media sosial, dan hal tersebut kini mulai mengelompok menjadi basis komunitas yang menjadi pendukung gagasan atas nilai yang ditawarkan oleh produk Anda.

Sudahkah Anda membangun komunitas pelanggan hari ini? Selamat mencoba…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar