Kemampuan
suatu bisnis untuk dapat bertahan dalam persaingan adalah membangun
keunggulan berdaya saing, dan hal itu dapat dipahami dalam peta
kompetisi berbasis 4C.
Proses
pembangunan kekuatan daya saing melalui pemposisian kompetisi dengan
indikator change (mampu beradaptasi atas perubahan), competitor
(membangun perbedaan dari pesaing), company (menguatkan kompetensi
internal) dan customer (menambah nilai bagi pelanggan).
Pada
kasus dimana persaingan menjadi bagian dalam kepentingan untuk
menajamkan dunia bisnis, maka perlakuan terpenting adalah membangun
kompetensi, menguatkan kapasitas serta kapabilitas dengan menawarkan
nilai bagi pelanggan.
Termasuk
dengan meningkatkan kuantitas serta kualitas dari market share menuju
heart share yang melampaui mind share, menjalin komunikasi yang intensif
secara interaktif dalam ruang dialogis.
Dalam
hal ini, konsumen tidak lagi hanya akan menjadi raja, namun menjadi
sahabat terbaik dalam kerangka pembangunan produk yang fit in dengan
kebutuhan serta keinginan pelanggan yang dikenal sebagai fase
co-creator.
Untuk
itu, kedekatan suatu produk guna secara ramah hadir bagi pelanggannya
adalah jawaban untuk membangun keterikatan yang sulit beralih karena
jalinan emosional disamping fitur atas benefit yang ditawarkan semata.
Saat
suatu produk menawarkan value pada audiens, maka pencermatan atas
kompetitor pun menjadi bagian penting, nilai tambah yang menjadi pembeda
perlu ditekankan sebagai unique selling point nan spesifik.
Pelanggan
disaat ini menjadi semakin demanding, membutuhkan perhatian dan
treatment yang bersifat khas individual, termasuk membangun lapisan
terpuaskan atas nilai yang ditawarkan sehingga akan bertindak menjadi
referral agent dalam membentuk precious word of mouth.
Perubahan
adalah hal yang tidak bisa dielakkan, namun produsen dapat mendekati
perubahan melalui perencanaan yang sesuai, dan dalam hal tersebut
seluruh sumberdaya yang perlu dipersiapkan akan terkonsentrasi pada
upaya pemahaman atas kebutuhan pelanggan.
Fokus
dalam pemenuhan dan pengetahuan mengenai pelanggan, merupakan investasi
terbesar, karena pelanggan pula-lah yang akan bertindak sebagai subjek
pelaku konsumsi dari produk yang akan ditawarkan ke publik.
Pola
relasi sosial saat ini terurai dalam proses komunikasi massa melalui
berbagai saluran media sosial, dan hal tersebut kini mulai mengelompok
menjadi basis komunitas yang menjadi pendukung gagasan atas nilai yang
ditawarkan oleh produk Anda.
Sudahkah Anda membangun komunitas pelanggan hari ini? Selamat mencoba…
Sumber
foto: www.omegaakuntansi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar