Cuaca politik kali ini memang tidak
terlalu baik, kekuatan politik nasional yang direpresentasikan melalui partai
politik mengentalkan perbedaan melalui skema koalisi yang mengerucut pada dua
kutub yang berbeda, meski slogan Indonesia Hebat serta Merah Putih merujuk pada
kepentingan secara umum, namun aspirasi kanal politik via koalisi memiliki
tendensi berbeda sesuai kepentingan kelompok elit, yang terpisah dari kehendak
publik.
Kondisi kepemimpinan baru yang akan
segera dilantik masih berada dalam kepungan turbulensi politik, yang secara
langsung mengguncang sistem yang sudah dirancang bangun bagi penyelenggaraan
pemerintahan mendatang.
Angin badai atas gangguan stabilitas
politik datang baik dari samping, belakang maupun lewat arah depan bagi
pemimpin terpilih, karena posisi konsolidasi politik yang tidak rigid
menempatkan koalisi penyokong kepemimpinan nasional terpilih justru dalam
kondisi dibawah subordinasi koalisi oposisi yang bersebrangan.
Keputusan merupakan bagian
terpenting dalam kerangka mengatasi masalah dan resiko. Kemampuan untuk
mengambil keputusan disaat kritis adalah hal penting yang harus dimiliki oleh
pemimpin dan kolektif kepemimpinan yang akan menjadi sistem pemerintahan
terpilih.
Setiap permasalahan ataupun problem
merupakan esensi dari causa perkembangan kehidupan, sehingga kemampuan untuk
merumuskan resolusi sesuai identifikasi masalah perlu dikembangkan guna mencari
jalan keluar terbaik.
Bagaimana mengatasi masalah kemelut
dalam turbulensi politik kali ini dengan mempergunakan formulasi strategi
pengambilan keputusankritis disaat yang tidak terkondisikan.
Dalam dunia yang berubah maka salah
satu kepentingan nan harus diperkuat adalah persoalan persiapan serta
perencanaan, termasuk dalam memformat arah pengambilan keputusan yang tepat
sasaran.
Menilik friksi politik yang memuncak
pasca periode PilPres tentu membayangkan kemungkinan kubu politik yang
berkonfrontasi tentu akan mencari celah opportunity dalam kesalahan yang
mungkin bisa dibuat oleh kepemimpinan mendatang.
Bila sudah demikian, maka kemampuan
dalam merumuskan kebijakan kritis menjadi mandatory penting bagi pemimpin dan
kabinet pemerintahan yang akan berada dalam supervisi dan pengawasan koalisi
parlemen.
Apa yang menjadi fokus prioritas?
Jelas sensitivitas pemimpin dalam melihat akar persoalan, kemudian
mengembangkan alternatif solusi, hingga kemudian menetapkan implementasi atas
choice option yang ditujukan sebagai pemecahan yang suitable atas problematika
yang dihadapi.
Menyentuh akar rumput dengan melihat
problem fundamental secara sosial akan membuat pemimpin mampu melihat dari
perspektif yang berbeda, meski harus berhadapan dengan resiko diranah politik,
setidaknya kerangka keputusan kritis yang dibuat telah diupayakan untuk
mereduksi resiko karena eksplorasi masalah telah secara langsung diidentifikasi
pada lapis terbawah dan dasar.
Esensi kepemimpinan adalah
"Grow Up Others" dengan demikian, kepemimpinan yang transformatif
ditengah gejolak riak politik harus mampu membangun konsolidasi kekuatan
politik langsung yang terlibat dalam hal ini seluruh elemen warga bangsa untuk
melihat kepentingan yang lebih luas.
Pemilahan data dan informasi harus
secara objektif dan subjektif dibangun dari keterwakilan gagasan tentang
kemaslahatan publik dibanding golongan terlebih segelintir elit, menghindari
terjadinya decision error.
Pada sisi lain, kepemimpinan
mensyaratkan orientasi pandangan yang dimiliki baik dalam aspek legal maupun
power ditujukan bagi aspek strategis dan gagasan besar dengan substansi utama
terpaku pada hal mendasar yakni people.
Karena dengan berfokus kepada people
maka konsensus yang terbangun pun akan mendapatkan legitimasi yang lebih kuat.
Jadi, kunci kepemimpinan mendatang terletak pada kemampuan membangun keintiman
dengan audiens yang meluas dalam hal ini pemilik kedaulatan yakni rakyat itu
sendiri, sesuai konstitusi.
sumber foto: makarrak.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar