Jelang
pelantikan presiden terpilih, maka bertabur pula spanduk ucapan
berterima kasih atas kinerja yang telah dilaksanakan oleh
pemerintahan terdahulu, tentu saja berucap terima kasih adalah sebuah
adab sopan nan santun dalam menjalin hubungan yang baik antar
generasi kepemimpinan secara positif, dan hal itu merupakan sebuah
kewajaran.
Namun
tentu masih banyak catatan tersisa, dan dalam situasi tersebut
pencapaian dalam prestasi adalah hal yang baik yang patut
dipertahankan bahkan diteruskan, disamping itu catatan yang masih
bersifat kurang tentu harus mendapatkan koreksi dan perhatian
mendalam agar tidak berulang dan dapat segera ditangani bagi kebaikan
bersama.
Fokus Point
Pemerintahan Baru
Menjadi
pewaris tentu harus siap berhadapan dengan segala resiko, da
konsekuensi itu datang dari berbagai peninggalan yang dihasilkan oleh
apa yang terjadi dimasa lalu. Tentu pola pikir yang harus
dikembangkan adalah; “dari
pada mengutuk kegelapan, maka sebaiknya mulailah menyalakan lilin
untuk menerangi”
sehingga kesiapan dalam aspek strategi menjadi penting.
Indeks Gini
sebagai indikator ketimpangan ekonomi, kondisi ini memperlihatkan
bagaimana tingginya kesenjangan pendapatan yang menjadi jurang
menganga antara si kaya dan di miskin, nilainya menjadi 0.413 dan
terus bertambah setiap tahun, tentu hal ini perlu disikapi agar tidak
menjurus pada terjadinya pertentangan dalam bentuk konflik sosial
yang diakibatkan oleh konsentrasi ekonomi pada sebagian kelompok.
Penduduk
miskin
memang telah berhasil ditekan, namun masih berada dalam kisaran 11%
dengan jumlah masyakat yang dekat dengan kemiskinan masih bisa
bertambah ketika kondisi kekalutan ekonomi tidak mampu dibendung
dengan baik, harus dicanangkan program pemberdayaan masyarakat pada
lapisan ini untuk menjadi mandiri dan mampu bertumbuh secara ekonomi.
Subsidi BBM
yang terus bertambah, membebani alokasi anggaran pemerintah, bahkan
menimbulkan posisi defisit. Hal ini terlihat dari porsi subsidi
energi mencapai porsi 25% dari APBN 2015, dimana subsidi BBM pada
tahun ini sejumlah 48 Juta KL senilai Rp246,5 triliun, bahkan alokasi
ini jauh lebih besar dari pada anggaran infrastruktur Rp196 triliun.
Pertumbuhan
ekonomi stagnan
yang relatif diantara 5-7% harus didobrak dengan membangun kekuatan
yang bertumpu pada kemampuan spesifik yang menjadi keunggulan
bersaing Indonesia dimata dunia, dan guna memastikan hal tersebut
terjadi, maka insentif serta perangkat kebijakan perlu dipersiapkan
dalam memberikan dukungan secara nyata.
Penumpukan
hutang
dalam bentuk pinjaman (Rp 674 triliun)maupun surat berharga negara
yang perposisi 2014 telah mencapai (1.858 triliun) tentu harus
menjadi perhatian yang waspada, karena pertumbuhan yang disokong oleh
arus hutang tentu akan menjadi ancaman langsung bila tidak terkelola
dengan baik dalam aspek pengaturan perbendaharaan negara, lilitan
hutang adalah potensi ancaman.
Tentu
saja bila diurai lebih jauh akan terdapat masalah yang tidak kalah
pentingnya, namun dalam sudut pandang problematika ekonomi, maka
konsepsi strategi perekonomian nasional kedepan harus memiliki titik
sasaran tidak hanya pro
growth but also pro poor
dengan aspek pemerataan yang meluas, jelas bahwa bangsa ini dibangun
secara bersama dalam cita-cita membangun kesejahteraan sebagai sebuah
bangsa dan negara dan bukan sekelompok tertentu.
Jelas
tidak mudah, namun butuh kerja keras, mendorong sektor UKM untuk
meluas, dengan berbagai bidang yang diharapkan menjadi keunggulan
lokal, disertai dengan perbaikan pada berbagai kriteria terkait
kualitas indeks pembangunan manusia sebagai pondasi dasarnya harus
dikembangkan. Meski banyak pula prestasi yang ditoreh oleh pemerintah
terdahulu, nampaknya kita memang harus berfokus pada permasalahan
yang menjadi bahaya laten dimasa mendatang.
Tercatat
terima kasih kita atas peningkatan kelas menengah yang menjadi 57,6%
dengan pendapatan perkapita U$3.475 per 2013 termasuk akses internet
30.66% (2012), serta berbagai indikator lainnya, harus menjadi
modalitas penting bagi legacy
yang masih perlu diolah lebih jauh guna mendukung sinergi pertumbuhan
ekonomi dikemudian hari.
Kekuatan
yang menjadi kepentingan serta tugas kolektif kita bersama adalah
secara totalitas memberi support nan komprehensif dari seluruh warga
bangsa pada pemerintahan mendatang, seperti pidato Presiden SBY 15
oktober 2014 berikut:
....”Saya
berharap seluruh komponen bangsa untuk mendukung penuh presiden
terpilih beserta pemerintahan yang dipimpinnya. Dengan dukungan
saudara, pemerintahan baru dapat melaksanakan tugas dengan baik,”.
Sumber
foto: pmmc.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar