Ungkapan yang menarik
akan terjadi saat kita berbicara mengenai harga, dalam ilmu ekonomi,
maka pertemuan demand and supply akan menciptakan terjadinya
transaksi atau dikenal sebagai pertukaran uang atas barang dan jasa,
sedangkan harga adalah nilai yang telah ditetapkan atas produk atau
jasa tersebut.
Kini kita akan memulai
aspek pembahasan, dengan mengurai statement yang meluncur dari salah
seorang politisi nasional tentang harga yang harus dibayar atas
kemenangan pihak lain dalam pentas PilPres. Menggunakan sudut pandang
yang sama, maka politik sebenarnya memang merupakan tindakan
transaksional yang melibatkan aktifitas jual-beli disertai dengan
tawar menawar.
Pada ranah ekonomi, kita
mengenal bahwa nilai adalah hasil dari perbandingan antara benefits
yang didapatkan atas biaya pengorbanan yang harus dikeluarkan, ketika
harga mengacu pada nilai yang ditawarkan maka berlaku hukum pasar
akan supply and demand, aktifitas pemasaran dan promosi
menjadi bagian dalam meningkatkan jangkauan audiens guna
mendapatkan awareness.
Pada ujung yang paripurna
dalam perspektif ekonomi, maka mekanisme transaksional melibatkan
trade off antara harapan yang diinginkan dengan kenyataan yang
didapatkan, hal tesebut kemudian mewujud menjadi sebuah gagasan
tentang kepuasan, dan rasa satisfed tersebut pula yang pada
akhirnya menciptakan pembelian ulang serta menciptakan lapisan
pelanggan.
Relasi Ekonomi
Politik
Politik yang memiliki
muara pada tujuan kekuasaan jelas membutuhan berbagai sumberdaya,
termasuk diantaranya waktu, pemikiran, tenaga, uang dan manusianya
itu sendiri. Sehingga politik memang berkorelasi secara melekat
dengan hal yang berkaitan dengan aspek ekonomi dan keekonomian.
Dibanyak negara momentum
politik dapat diawali atau bahkan ditutup dengan krisis ekonomi,
bahkan negara ini pernah merasakan hal yang sama pada medio '97-'98
saat krisis moneter dan terjadi kelesuan ekonomi diakhiri dengan
pelengseran peran penguasa disertai dengan perubahan peta politik
masa itu.
Kini kondisinya berbeda,
stabilitas ekonomi di dalam negeri bisa jadi bermasalah sebagai
akibat dari berbagai macam situasi yang berkembang diranah politik,
timbang saja arus modal yang keluar karena blok koalisi politik dari
partai politik di parlemen yang saling beradu argumentasi.
Bahkan disebut capital
outflow dalam satu bulan terakhir mencapai Rp7.7 triliun, kalau
sudah begini krisis politik bisa berujung pada keguncangan ekonomi,
sebuah fenomena yang berbeda dari apa yang telah kita alami pada
periode Krismon '97-'98.
Kembali pada persoalan
politik transaksional, maka hal tersebut adalah konteks dari realita
politik kontemporer yang kita hadapi saat ini, dengan pameo “tiada
makan siang yang gratis” maka orientasi akhir yang dituju
selain kepentingan kekuasaan adalah penguasaan sumber ekonomi.
Menjawab persoalan harga
yang harus dibayar seperti yang diungkapkan diatas, maka nilai atas
harga itu adalah totalitas dari kepentingan seluruh rakyat Indonesia,
karena kepemimpinan nasional berarti mempertanggungjawabkan secara
menyeluruh atas aspirasi masyakat sesuai konstitusi.
Jadi, siapa yang akan
berlaku apa? Hal itu akan sangat bergantung dari skenario aktor pada
panggung politik yang akan dilakonkan dan dijalankan, dalam formulasi
yang berada pada sudut kepentingan publik secara meluas. Dan hal itu
hanya dapat dibangun dengan menguatkan peran kepemimpinan nasional
yang harus merangkul kepentingan semua warga bangsa ini.
Sehingga harga yang harus
dibayar, dapat ditransaksikan dengan harga diri ketika pola perilaku
kepemimpinan mendatang memang memiliki fokus akan tujuan bagi
pemenuhan kepentingan masyarakat alih-alih dibandingkan dengan
mendahulukan kepentingan segelintir kelompok.
Politik transaksional
tentu tidak bisa dihindari dalam hal ini, dan hanya kepada yang
memiliki tendensi untuk berpihak kepada kepentingan bersama. Karena
bangsa dan seluruh warga negara ini terlalu besar untuk dihancurkan
dalam sekat kepentingan yang picik bagi elit. Kegaduhan
diruang parlemen tidak ubahnya bagaikan dipasar.
Sumber foto:
pajak-itumudah.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar