Resensi Buku: WOW Selling
Penulis: Ardhi Ridwansyah, Hermawan
Kartajaya
Terbit: Mei 2013
Tebal: 232 Halaman
ISBN: 978-602-03-0462-5
“Love is anterior to
life, posterior to death,
initial of creation, and
the exponent of breath.”
(Emily Dickinson)
Sah-sah saja metodologi
diberikan nama sesuai dengan maksud yang hendak dibangun, dan dalam
kesempatan kali ini, aspek paripurna dari kemampuan menjual yang
dibuat melalui strategi nan jitu dalam memahami pelanggan yang
dilayani diidentifikasi sebagai efek #WOW selling.
Dan hanya kecintaan yang
mendalam pada kepentingan penjualanlah yang mampu memahami bahwa
sesungguhnya tenaga penjualan merupakan bagian dari asset penting dan
strategis bagi perusahaan, ketika berbicara mengenai kesimbungan
usaha dimasa depan.
Bahwa pemasaran tanpa
hasil akhir mendorong terbentuknya penjualan melalui tahap transaksi,
sebagai trade off antara tawaran benefit dan pengorbanan dalam bentuk
harga, adalah sebuah hal yang setara dengan angin hampa, meski
sesungguhnya pemasaran diupayakan pada pembentukan persepsi.
Buku ini dikemas secara
sederhana dengan ilustrasi yang menarik, dan berbagai contoh nyata
bagaimana sukses penjualan dilakukan oleh tenaga penjualan terbaik
dalam beragam kisah yang menarik, yang pada intinya penjualan #WOW
dapat dilaksanakan dengan prinsip STAR.
Bukan sembarang STAR,
namun penjualan berbintang itu dimaknai dengan (S): S-atukan kata
dengan perbuatan berarti konsistensi, (T): T-ambahkan kejutan bagi
pelanggan memberikan benefit tambahan, (A): A-jari pelanggan untuk
tumbuh dan menjadi lapisan loyal produk Anda, (R): R-awat pertemanan
untuk penjualan, karena pelanggan Anda adalah teman sejati bagi
perusahaan Anda.
Nah, dalam hal ini
penjual yang cerdas harus mampu melihat kepentingan konsumen dalam
sudut pandang need (kebutuhan yang berkaitan dengan aspek fungsional)
and wants (keinginan yang berkenaan dengan aspek emosional) sehingga
dapat lebih jelas melakukan penjualan secara efektif.
Kriteria dasar yang
dibutuhkan adalah kejujuran, karena penjualan tanpa disertai dengan
kebenaran menjadikan efek #HOO menjadi bagian dari negatif campaign
dari pelanggan yang tidak terpuaskan. Dan hal ini menjadi sebuah
dasar fundamental bagi penjual untuk selalu bersikap jujur terhadap
produk yang dijual dan target konsumen sasarannya kemudian.
Efek #WOW diharapkan
menjadi bagian yang bergulir secara berkelanjutan, dengan
mengandalkan lapisan konsumen yang berbahagia sebagai penganjur
dengan membentuk efek WOM (word of mouth) yang secara positif dan
bersinergi dengan kepentingan penjualan produk itu sendiri.
Dalam konteks
traksasional yang ditukangi oleh tenaga penjualan, maka kelebihan
dari fitur produk dan pengetahuan akan produk knowledge adalah sebuah
keharusan yang wajib dipahami, sedangkan mengenali aspek kelemahan
produk adalah hal lain yang juga harus dipersiapkan dengan baik.
Berbicara mengenai
kelemahan produk Anda adalah sebuah kejujuran yang dipuji, meski hal
tersebut harus menjadi sarana evaluasi internal dan tidak dinyatakan
setiap waktu. Namun memberikan penjelasan singkat bila menjadi
kepentingan informasi yang hendak dicari oleh konsumen harus memiliki
persiapan baik nan matang, agar pilihan konsumen tidak beralih.
Ketika kesadaran konsumen
berubah seiring dengan perjalanan kebutuhan melakukan pembelian, dari
awareness, appeal, ask, act and advocate yang secara berjenjang
dimulai dengan kesadaran akan produk ditindaklanjuti dengan
keingintahuan, kemudian secara paralel mencari referensi hingga pada
akhirnya melakukan pembelian dan bertindak selaku pembela bagi produk
tersebut bila terpuaskan.
Kepuasan sendiri harus
dapat dipakami dalam kerangka bahwa konsumen selalu berada dalam dua
gagasan mengenai harapan dan realita, atau dalam bahasa marketing
disebut sebagai expected value dan percieved value perbandingan
antara gagasan ideal dan gagasan riil tersebut yang kemudian
membentuk tingkat kepuasan, hingga memuncak pelanggan yang akan
bertindak sebagai advocater product.
Kemampuan memahami
pelanggan berarti harus mampu bertindak dan berpikir selayaknya
pengguna produk, dan dalam hal itu tenaga penjualan haru mampu
melihat dengan jeli anxiety dan desire, hal yang menjadikan
kegelisahan serta hasrat terdalam dari pembeli.
Bila hal ini dapat
diterjemahkan oleh tenaga penjual, maka proses selling akan menjadi
lebih fun, karena Anda dapat melihat problematika yang dimiliki
pelanggan, dan membuat masalah yang menjadi musabab tersebut
terselesaikan dengan produk yang Anda jual.
Jadi? Make every selling
become a WOW selling with Creativity and Love...
sumber foto: www.amazon.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar