
Sesuai etiket dalam adab bersantap yang dikembangkan Maria Antoinette -sang ratu asal Prancis, maka puding memang menjadi makanan penutup dari suatu sesi makan.
Maka perkenalkan si Ayu Legi, puding berbahan labu parang hasil produksi rumahan yang menggugah selera, tampilannya menggoda hasrat untuk menikmati hingga akhir.
Porsinya cukup, karena memang posisinya menjadi dessert-penutup, bisa juga dijadikan sebagai selingan makan disaat break diantara kepadatan aktifitas pekerjaan.
Kombinasi warna yang pas, ditambah dengan rasa manis plus disajikan dalam kondisi dingin, jelas membuat lidah sulit berdusta akan nikmatnya si Ayu Legi.
Proses produksinya yang mempergunakan labu sebagai bahan dasar tersebut yang membuat kekuatan rasa dari puding ini menjadi berbeda, kalau tidak percaya silahkan coba.
Dalam konteks produksi hasil UKM, keberadaan si Ayu Legi jelas memberi arti bagi si empunya bisnis, mas Tri -teman sesama kuliah S2. Kapasitas produksinya tentu masih dapat diperbesar, termasuk saluran distribusinya.
Saat ini, si Ayu Legi memang masih menjadi kekasih kedua alias pekerjaan sampingan, namun sudah masuk pada fase eksekusi secara terpisah dan melibatkan orang lain dalam kerangka produksi.
Selain itu, jangkauan pemasaran pun masih berada dilingkup terdekat, dilingkaran dalam pertemanan. Namun jelas, suatu saat bisnis ini harus berkembang dan melibatkan banyak orang.
Kalau kelompok lapisan optimis yang mau bekerja keras, menjemput peluang serta kesempatan secara mandiri, serta membangun ekonomi kreatif seperti layaknya puding si Ayu Legi, sudah pasti bangsa ini menjadi kekuatan ekonomi baru.
Karena kita hanya butuh 2% saja dari seluruh total populasi penduduk untuk terlibat aktif dalam kewirausahaan guna mengejar kapasitas ekonomi serupa Singapura.
Hayo, siapa saja yang mau pesan, boleh merapat… sekalian bantu sarana promosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar