Selasa, 14 Oktober 2014

Penentu Prestasi dan Ganjaran Honoris Causa

Penghormatan bisa datang dari berbagai penjuru atas prestasi dan kelebihan yang dimiliki, dan dalam hal itu gelar kehormatan akademik berupa Doktor Honoris Causa menjadi kado spesial yang diterima Presiden pada (14/10) merupakan gelar ke-10, dan datang dari Universitas Soka-Jepang pada bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

Tentu hal ini adalah sebuah kebanggan bagi si penerima, menjadi sebuah prestise tersendiri karena karya dan prestasi yang dibuktikan mendapatkan apresiasi serta tanggapan positif. Bagi pak Presiden, nampaknya gelar Doktor H.C adalah bahagian dari prestasi tahunan, dalam dua periode kepemimpinan didapuk 10 gelar, artinya bila dihitung prorata maka hampir setiap tahun mendapatkan gelar baru.

Bukan hanya itu, Universitas didalam dan luar negeri pun memberi ganjaran berupa Doktor H.C terbilang dari mancanegara seperti: Amerika Serikat, Thailand, Jepang, China, Malaysia dan Singapura, lebih jauh lagi pretasi yang diukir pun atas berbagai bidang semisal: Hukum, Politik, Pertanian, Media dan pemerintahan, Kepemimpinan dan Pelayanan Publik, Perdamaian serta Pendidikan-Kebudayaan.

Hal tersebut tentu merupakaan anugerah yang pantas didapatkan sesuai dengan kerja yang dilakukan. Namun sayangnya, pemberian gelar Doktor H.C dipenghujung pemerintahan kali ini agak tidak nyaman dengan kondisi yang serupa atas bidang Pendidikan dan Kebudayaan, tengok saja soal kekerasan maupun pelecehan hak anak diruang sekolah, termasuk belum memadainya berbagai infrastruktur serta kualitas pendidikan meski komitmen alokasi anggaran bagi pendidikan telah menyentuh 20%.
Terlebih lagi pada soal kebudayaan, saat kita berbicara tentang korupsi menjadi penyakit baru yang mendarah daging tlah menjadi sebuah kebudayaan baru dalam kehidupan bernegara. Persepsi publik yang buruk tentang penyelenggara negara dan para pejabat publik harusnya menjadi sebuah ironi tersendiri yang memperlihatkan betapa rapuhnya aspek kebudayaan dalam kehidupan kita.

Jelas bahwa masih banyak catatan kerja yang tersisa, harus dituntaskan untuk membangun kebanggaan bersama sebagai sebuah negara. Kita tentu berbangga bila para pemimpin dipanggung terhormat mendapatkan sambutan dalam apresiasi tertinggi secara akademik dengan pemberian gelaran Doktor H.C, dan hal itu harus dapat menginspirasi dan menjadi contoh kepada publik tentang kerja keras dalam mencari dan memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai sumber kemajuan.

Dilain pihak, kita tentu berharap prestasi itu dapat tertular kepada bangsa ini secara keseluruhan, karena kita menghadapi tantangan yang berat dalam era pasar bebas dan globalisasi yang akan menjelang. Tentu perbaikan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan menjadi hal terpenting, karena keduanya menjadi dasar bagi tonggak utama pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya dan memiliki daya saing secara internasional.

Sumber Foto: log.viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar