Produktifitas adalah
padanan kata dari efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya,
dimana output dituntut persatuan input dengan rasio yang optimal,
dimana input minimal dapat menghasilkan output maksimal, hal ini
tentu akan dikorelasikan dengan kemampuan dalam aspek laba yang
menjadi fokus keberlangsungan dari keberadaan suatu usaha.
Bagaimana kondisi Bentoel
si produesn rokok yang tengah berbenah untuk melakukan perombakan
basis industri mereka? Konsolidasi pabrik sigaret kretek mesin akan
dipergunakan hanya 3 dari 11 pabrik, termasuk melakukan langkah
mendorong pengunduran diri sukarela kepada para karyawan sebagai
alternatif langkah agar Bentoel dapat tetap eksis di industri rokok
tanah air.
Menarik bila kemudian
menilik kinerja Bentoel yang berada dalam kondisi terpuruk dalam 2
tahun terakhir, dengan buku kerugian hingga Rp859M pada semester
I-2014, lesu dan lunglai adalah hal yang sama dialami oleh Wismilak
meski masih lebih beruntung berhasil mencatat penjualan Rp733 M
dengan pencapaian laba sebesar Rp53M.
Pada kondisi yang
berbeda, bila melihat pelaku besar pada industri rokok seperti HM
Sampoerna dan Gudang Garam, kinerja bisnis linting tembakau bernama
rokok itu justru makin melaju, laba yang didapatkan Sampoerna sebesar
Rp5.03T pada posisi penjualan Rp39.09T, sedangkan Gudang Garam
Rp2.71T ditingkat penjualan Rp32.66T.
Bentoel selalu identik
dengan iklan fenomenalnya yang berjuluk “Blue of Indonesia”,
ternyata tidak mampu mempertahankan diri dari kepungan persaingan
yang semakin kompetitif, padahal produsen rokok ini merupakan anak
usaha dari British American Tobbaco Group. Ketat dalam persaingan
industri rokok, disertai dengan aturan ketat dalam kerangka promosi
dan kewajiban pencantuman gambar dampak kesehatan merokok, ditambah
lagi dengan penguatan kesadaran akan hidup sehat dimasyarakat
menyebabkan Bentoel semakin berguncang.
Pada kondisi dimana
kmelut terjadi, maka yang menjadi sebuah keunggulan bersaing adalah
kemampuan untuk adaptif terhadap perubahan, sehingga tidak hanya
bergantung pada satu sektor industri tertentu, khususnya rokok yang
dalam trend bisnisnya akan terus menghadapi tantangan berat setiap
tahun dari waktu ke waktu.
Selain kemampuan untuk
menyeleraskan kehendak konsumen dengan mmbentuk produk yang sesuai,
maka produsen rokok tidak lagi menjadi penentu utama pasar melainkan
beradaptasi dengan perubahan selera penikmat asap, yakni merokok
denganlebih sehat menggunakan rokok rendah nikotin, serta berbagai
turunan bentuk lain yang masih menyisakan kepentingan para ahli
hisap.
Kenyataan tersebut yang
membuat Sampoerna rela diakuisisi Philip Morris, untuk kemudian
mendiversifikasi diri menjadi berbagai kepentingan usaha lain yang
lebih sustainable. Meski masih menjanjinkan dalam kurun waktu dekat,
hal ini diakseptasi Sampoerna dengan menyisakan kepemilikan saham
dibawah 5%, agaknya industri rokok tidak akan bertahan lebih panjang
karena dampak kesehatan yang dihasilkan pada aktifitas konsumsi
produk tersebut.
Perbaikan dalam kerangka
efektifitas dan efisiensi bisnis rokok menjadi sebuah keharuan,
disertai dengan kepentingan untuk beralih melakukan perubahan basis
usaha yang menjadi back up resiko bila kemudian secara aktual bisnis
ini akan berakhir, karena kanker itu semakin meluas menggerus jenis
bisnis yang tidak layak bagi kesehatan konsumennya ini.
sumber foto: http://metalogika.files.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar