Sentuhan wanita,
nampaknya itu yang hendak dimulai dari keberadaan Eight Wonders
disusunan kabinet kerja pemerintahan Jokowi. Keberadaan para menteri
wanita dikabinet pemerintahan kali ini memang jauh lebih banyak
dibandingkan dengan pemerintahan terdahulu.
Tidak berhenti disitu,
posisi bidangkementerian yang dipegang pun beraneka ragam, diluar
kelaziman pos kementerian wanita konvensional yang ditempatkan pada
bidang diseputar masalah sosial., kesehatan dan peranan wanita itu
sendiri.
Selama ini posisi wanita
sebagai ibu lebih banyak berkonsentrasi diranah domestik rumah
tangga, padahal kemampuan yang dimiliki bisa sungguh jauh dari yang
dapat dibayangkan, keterkungkungan kodrati seringkali menjadi kendala
meski pada dunia modern berbagai masalah domestik dikeluarga dapat
diselesaikan secara damai dengan menjalani peran ganda.
Tentu saja, kabinet kali
ini menjadi gantungan harapan bagi seluruh rakyat Indonesia yang
menaruh harapan akan adanya angin perubahan kearah perbaikan. Figur
wanita dan ibu sebagai simbolisasi penyangga kehidupan secara
harmonis semoga bisa menjadi spirit kabinet kerja.
Bahwa seorang ibu yang
bekerja memiliki peran ganda yang multitasking adalah anugerah yang
berbeda dari pria. Kehalusan serta keluhuran sosok ibu harusnya dapat
menjadi kemampuan secara softskill dalam pengelolaan tata
kepemerintahan kali ini dengan penuh kasih sayang.
Sensitifitas yang tinggi
dari Eight Wonders dalam kabinet Jokowi harus menjadi sebuah pembeda
dari apa yang telah terjadi dimasa sebelumnya. Terlepas dari berbagai
perdebatan tentang kapasitas, kompetensi dan persoalan latar belakang
edukasi maka perpektif yang hendak dipahami adalah integritas
harusnya menjadi ukuran utama.
Terbilang tidak sedikit
pejabat dengan deretan gelar akademik yang panjang tersandung masalah
hukum dan etika, bila sudah demikian apakah kita bisa melakukan
komparasi yang sebanding? Kabinet kerja kali ini dengan sentuhan
wanita yang luar biasa pada multi sektor harus diapresiasi.
Saat keterwakilan dalam
kuantitas sudah berada dalam akomodasi yang lebih baik, maka performa
unjuk kinerja yang harus dibuktikan secara riil dari keberadaan
menteri perempuan dikabinet kerja haru setara bahkan bila
memungkinkan superior dibanding rekan anggota kabinet lain.
Dengan demikian, maka
kita akan secara konkret melihat jerih payah Kartini melalui kumpulan
surat berlabel “Habis Gelap Terbitlah Terang” itu menjadi sebuah
kenyataan, dan terang yang dipancarkan tersebut menjadi pengusir
kegelapan dinegara yang sudah jumud dengan segala kekotoran ini.
Eight Wonders dan
Womenomics
Gagasan tentang
Womenomics sudah diperkenalkan oleh Goldman Sachs yang secara
sederhana dapat diartikan sebagai kontribusi pergerakan roda
perekonomian yang ditentukan oleh kemampuan wanita dalam melakukan
pengelolaan ekonomi domestik mulai dari bekerja, menghasilkan uang,
konsumsi hingga berinvestasi.
Kondisi yang serupa
ditangkap PM Jepang Shinzo Abe yang menjelaskan mengenai stimulasi
pertumbuhan ekonomi yang terletak pada konsepsi womenomics, dengan
ide dasar bahwa semakin tercerahkan perempuan dalam sebuah masyarakat
maka akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi negara yang semakin
tinggi.
Keterlibatan perempuan
dalam partisipasi aktif pembangunan, menurut Shinzo Abe, akan membuat
efek berkelanjutan, dengan kata lain “masyarakat akan bertambah
maju di mana perempuan bersinar.” karena tiang penopang roda
keluarga pada sebuah rumah tangga akan bergantung peran Ibu.
Dengan demikian, adaptasi
Womenomics dalam tata kabinet pemerintahan Jokowi sudah berada dalam
jalur yang sesuai, kita tentu menanti kerja lanjutan dalam prestasi
pembangunan yang dilakukan sesuai dengan sektor bidang kemeterian
yang dikomandoi para Ibu Menteri tersebut.
Jadi jangan pernah
remehkan apalagi meragukan, karena ibu adalah orang tua yang sangat
peka akan rintih kelaparan sang anak, dan sensitifitas emosional
lebih dari sekedar kemampuan rasional serta intelejensi tinggi yang
dibutuhkan oleh negeri ini, yang telah bebal dengan penderitaan
rakyatnya.
Sumber foto:
www.visual-logic.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar