Populasi gadget yang
menjadi penanda tingkat literasi teknologi berjalan progresif, bahkan
total kalkulasi perangkat handphone dilevel dunia yang berdasarkan
data riset yang dilakukan oleh Ericsson Mobility Report, maka
diketahui bahwa pertumbuhan pengguna perangkat mobile mencapai 7%
pertahun.
Jumlah keseluruhan user
saat ini (2014) diperkirakan sebanyak 7 miliar, dengan menggunakan
prediksi laju konstan, maka pertumbuhan minimal ditahun mendatang
akan melebihi dari jumlah penduduk dipermukaan bumi.
Tidak hanya itu, hampir
65% dari device yang terjual sejak tahun ini mulai beralih dari
featured phone (sms, text dan voice) menjadi smartphone dengan
berbagai fungsi yang canggih, sehingga demand terhadap akses data
menjadi penting, dan inilah penanda era globalisasi sebagai akibat
“technology push”.
Globalisasi adalah kata
yang sudah sangat familiar, indikator utamanya adalah lintasan batas
ruang dan waktu yang semakin tidak berjarak akibat perkembangan
teknologi, dan hal tersebut menjadi sebuah kenyataan diera modern
seperti sekarang ini, internet bukan barang baru, arus lalu lintas
transfer data menjadi sebuah kebutuhan, sehingga internet menjadi
bagian dari kehidupan keseharian.
Sayangnya infrastruktur
kearah tersebut belum pernah dirumuskan dalam kerangka sistematik,
padahal ada celah yang menjadi opportunity dalam utilisasi fungsi
internet dan data network yang tangguh terhadap kontribusi ekonomi
sebuah negara.
Pola perilaku konsumen
yang terlebih dahulu melakukan proses pencarian informasi menjadi
semakin mudah dengan kehadiran teknologi internet, bahkan dikenal
istilah “economic online” dalam bentuk “e-commerce” namun
sayang belum terintegrasinya skema pengembangan sarana dan
infrastruktur teknologi informasi membuat kita masih berjalan
terpisah.
Seringkali kita melihat
secara kasat mata, pembongkaran jalan protokoler dilakukan dengan
statement bahwa tengah ada pemasangan jaringan kabel fiber optik
operator ini dan itu, belum lagi berbagai kepentingan lain yang
menimbulkan dampak langsung terhadap kemacetan maupun sudut estetika.
Pekerjaan fisik yang
tumpang tindih tersebut bila disimplifikasi dan bisa diintegrasikan
harusnya dapat menghemat hingga 40% anggaran belanja daerah, plus
dengan pembangunan jalur bersama maka dampak signifikan yang dapat
dipetik oleh daerah tersebut adalah pertumbuhan ekonomi karena
keunggulan kemudahan akses data internet.
Perkembangan internet
ditanah air masih didominasi dengan akses terhadap perangkat gadget
yang terintegrasi pada alat komunikasi, sementara itu keterhubungan
didaerah pedesaan masih belum optimal terjadi, terlebih kendala
infrastruktur jaringan belum terpadu serta terintegrasi, termasuk
belum terdistribusi merata ke berbagai daerah di Indonesia.
Sesuai dengan lansiran
Bappenas, bahwa akses data yang meningkat dapat berkontribusi pada
pertumbuhan kapasitas ekonomi sebesar 1,23%, angka tersebut terbilang
signifikan dalam strategi pengembangan teknologi sebagai sarana atas
daya dukung perekonomian domestik.
Kalau sudah demikian,
sudahkah pemerintah membenahi serta memiliki perencanaan
infrastruktur terkait? Sesungguhnya kita masih bisa membangun
konsepsi SmartCity yang menjadi gagasan dasar SmartCountry dengan
integrasi jaringan data secara sistematik, dan hal tersebut menjadi
domain dari ekspertise para profesional terkait dibidangnya seperti
PT Data Karsa. Salam Online
sumber foto:
www.districtoffuture.eu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar