Minggu, 02 November 2014

SmartPhone, SmartCity to SmartCountry

Populasi gadget yang menjadi penanda tingkat literasi teknologi berjalan progresif, bahkan total kalkulasi perangkat handphone dilevel dunia yang berdasarkan data riset yang dilakukan oleh Ericsson Mobility Report, maka diketahui bahwa pertumbuhan pengguna perangkat mobile mencapai 7% pertahun.

Jumlah keseluruhan user saat ini (2014) diperkirakan sebanyak 7 miliar, dengan menggunakan prediksi laju konstan, maka pertumbuhan minimal ditahun mendatang akan melebihi dari jumlah penduduk dipermukaan bumi.

Tidak hanya itu, hampir 65% dari device yang terjual sejak tahun ini mulai beralih dari featured phone (sms, text dan voice) menjadi smartphone dengan berbagai fungsi yang canggih, sehingga demand terhadap akses data menjadi penting, dan inilah penanda era globalisasi sebagai akibat “technology push”.

Globalisasi adalah kata yang sudah sangat familiar, indikator utamanya adalah lintasan batas ruang dan waktu yang semakin tidak berjarak akibat perkembangan teknologi, dan hal tersebut menjadi sebuah kenyataan diera modern seperti sekarang ini, internet bukan barang baru, arus lalu lintas transfer data menjadi sebuah kebutuhan, sehingga internet menjadi bagian dari kehidupan keseharian.

Sayangnya infrastruktur kearah tersebut belum pernah dirumuskan dalam kerangka sistematik, padahal ada celah yang menjadi opportunity dalam utilisasi fungsi internet dan data network yang tangguh terhadap kontribusi ekonomi sebuah negara.

Pola perilaku konsumen yang terlebih dahulu melakukan proses pencarian informasi menjadi semakin mudah dengan kehadiran teknologi internet, bahkan dikenal istilah “economic online” dalam bentuk “e-commerce” namun sayang belum terintegrasinya skema pengembangan sarana dan infrastruktur teknologi informasi membuat kita masih berjalan terpisah.

Seringkali kita melihat secara kasat mata, pembongkaran jalan protokoler dilakukan dengan statement bahwa tengah ada pemasangan jaringan kabel fiber optik operator ini dan itu, belum lagi berbagai kepentingan lain yang menimbulkan dampak langsung terhadap kemacetan maupun sudut estetika.

Pekerjaan fisik yang tumpang tindih tersebut bila disimplifikasi dan bisa diintegrasikan harusnya dapat menghemat hingga 40% anggaran belanja daerah, plus dengan pembangunan jalur bersama maka dampak signifikan yang dapat dipetik oleh daerah tersebut adalah pertumbuhan ekonomi karena keunggulan kemudahan akses data internet.

Perkembangan internet ditanah air masih didominasi dengan akses terhadap perangkat gadget yang terintegrasi pada alat komunikasi, sementara itu keterhubungan didaerah pedesaan masih belum optimal terjadi, terlebih kendala infrastruktur jaringan belum terpadu serta terintegrasi, termasuk belum terdistribusi merata ke berbagai daerah di Indonesia.

Sesuai dengan lansiran Bappenas, bahwa akses data yang meningkat dapat berkontribusi pada pertumbuhan kapasitas ekonomi sebesar 1,23%, angka tersebut terbilang signifikan dalam strategi pengembangan teknologi sebagai sarana atas daya dukung perekonomian domestik.

Kalau sudah demikian, sudahkah pemerintah membenahi serta memiliki perencanaan infrastruktur terkait? Sesungguhnya kita masih bisa membangun konsepsi SmartCity yang menjadi gagasan dasar SmartCountry dengan integrasi jaringan data secara sistematik, dan hal tersebut menjadi domain dari ekspertise para profesional terkait dibidangnya seperti PT Data Karsa. Salam Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar