Minggu, 02 November 2014

Big Isn’t Beautiful Anymore

Menjadi sebuah organisasi bisnis yang besar dan bertumbuh adalah harapan hampir semua pelaku usaha, padahal tidak selamanya size yang meluas itu menunjukkan performa sesuai dengan ekspektasi bisnis.

Pengalaman Lehman Brothers sebagai bank ke-4 terbesar yang kemudian harus ditutup di Amerika, saat riak gelombang kredit macet subprime mengungkap bahwa prinsip too Big too Fail tidak lagi berlaku.

Bahwa dalam dunia bisnis modern, ukuran bukan lagi menjadi persoalan, karena dinamika pasar yang terus bergerak dan berubah membuat pelaku bisnis yang mampu survive adalah mereka yang lincah dan gesit dalam mengadaptasi perubahan.

Ukuran skala organisasi bisnis yang jumbo kerapkali menyebabkan terjadinya kebuntuan, gerak dalam beradaptasi dengan perubahan seringkali terkendala karena lapis struktur organisasi yang bertingkat.

Kegagalan perusahaan besar sekelas Nokia atau bahkan Kodak dan berbagai nama besar lain yang terpaksa mengakhiri reputasi mereknya adalah konsekuensi dari kelambanan respon atas perubahan.

Komunikasi didalam organisasi terkendala dengan rentang kewenangan yang terlalu jauh, data serta informasi dari pekerja dilapangan kerap dianggap sebelah mata dari kebijakan manajemen pusat.

Kondisi stagnasi tersebut dikarenakan buaian atas hasil pencapaian yang diperoleh perusahaan dimasa lalu, sementara mereka dituntut untuk berkompetisi dimasa depan.

Ibarat menatap jalan didepan dengan memandang kaca spion, hal ini membuat kita terlena dalam memori nostalgia akan kejayaan yang telah berlalu sementara penantang baru terus menjajal metode bisnis guna memasuki ruang pasar yang sama.

Menjadi besar dalam kapasitas dan kapabilitas tentu menjadi harapan, namun kelembaman kerap menghantui organisasi yang membesar, menjadikan sensitivitas dalam tata kelola manajemen perusahaan berubah tumpul.

Salah satu kewaspadaan yang perlu ditingkatkan sesuai dengan siklus dalam life cycle business ketika organisasi mencapai fase pertumbuhan menuju kematangan, maka tahap decline akan semakin mulai dirasakan.

Kesulitan membuka pasar baru, market share secara bertahap digerus penantang baru, penjualan menurun, ditambah eksperimentasi akan produk baru terlambat dalam merespon pasar, bisa diperparah dengan konsumen yang mulai bosan atas offering produk lama.

Cermati dengan baik ketika perusahaan anda mulai bertumbuh, lakukan evaluasi berkala sesering mungkin untuk memisahkan lemak jahat yang menyebabkan kelambanan gerak organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar