Minggu, 02 November 2014

Selebriti Marketing: Pola Promosi Pemasaran berbasis Figur Populer

Sudah jamak memang penggunaan tokoh atau figur dalam promosi pemasaran produk, dan secara umum efektivitas figur populer sebagai ikon promosi pemasaran produk terbilang mampu mendongkrak awareness akan produk dilevel dasar sebagai infrastruktur yang perlu ditindaklanjuti menjadi sebuah ketertarikan lebih lanjut.

Pemilihan karakter tokoh yang akan dipergunakan dalam sebuah aktifitas promosi produk harus sesuai dengan tujuan yang akan diharapkan dari image produk tersebut.

Umumnya, figur yang paling sering menjadi duta produk berasal dari kalangan selebriti didunia hiburan yang memiliki fundamental keterkenalan luas, sehingga mampu mendongkrak brand guna mendapatkan perhatian khalayak.

Sehingga, keberadaan selebriti dalam agenda pemasaran menjadi seolah pakem baku dalam pengembangan produk secara keseluruhan, padahal hal tersebut hanya berdampak ditingkat dasar dalam hirarki penjualan.

Pada produk dengan spesifikasi khusus dengan keterlibatan tinggi dalam pengambilan keputusan, maka faktor penarik visual semacam figur selebriti menjadi tidak signifikan, dimana pada produk high involvement akan lebih diperlukan penjelasan informatif dari sebuah produk sebagai kekuatan karakter secara aktual.

Umumnya produk dengan keterangan berteknologi, memiliki kerumitan khusus hingga uraian yang detail, sehingga berdaya jual tinggi selaras dengan kualitas yang ditawarkan, menjadi tidak powerfull model penggunaan selebriti dalam marketing promotionnya.

Sedangkan untuk produk low involvement yang diidentifikasi sebagai produk massal yang dikenali dengan rendahnya keterlibatan pemahaman akan pengambilan keputusan, patut mempertimbangkan penggunaan tokoh atau figur selebriti yang bersesuaian dalam membangun keterkenalan merek.

Publik yang visual dengan keterpaparan media komunikasi utama serupa televisi memang akan lebih match dengan pola promosi pemasaran berbekal ikon selebriti.

Pemilihan karakter figur pun diboboti dengan pengukuran popular meter, tidak hanya keterkenalan dan tampilan yang menarik sebagai patokan utama, namun juga kredibilitas akan citra public figure tersebut harus bersinergi dengan image produk sesuai dengan harapan pemilik merek.

Dengan demikian diharapkan dapat terbentuk efektivitas dalam penguatan promosi penjualan, terlebih bila selebriti tersebut menjadi corong efektif yang dinamis bagi promosi meluas.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan membangun pola acak dalam promosi pemasaran, dimana penggunaan selebriti dilakukan pada produk high involvement untuk melakukan penyegaran.

Semisal penggunaan ikon Agung Herkules bagi Iklan Mercedes Benz yang memberikan image mengenai produk handal dan kuat, atau ikon Ayu Ting-Ting untuk Iklan Iphone yang slim and elegance.

Menarik dipelajari apakah pola promosi pemasaran dengan format cross-over sedemikian dapat meningkatkan awareness konsumen? Meski berkemungkinan kecil, tapi bisa jadi inovasi baru dalam pola promosi pemasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar