Media sosial adalah bentuk komunikasi modern yang tumbuh bersama dengan perkembangan teknologi modern.
Pada aplikasi jejaring sosial tersebut, tidak hanya
individu namun juga disesaki oleh berbagai produk perusahaan yang
saling bersaing layaknya didunia nyata untuk menanamkan persepsi akan
kualitas produk.
Pengguna sosial media diajak untuk berpartisipasi
membangun kelekatan merek, lebih dari sekedar menjadi konsumen, namun
sekaligus menjadi volunteer atas produk.
Salah satu fenomena dalam bersosial media adalah
bergaya selfie mematutkan diri didepan kamera dengan berbagai pose
dan aneka rupa ragam ekspresi untuk kemudian dishare dalam program
social media network.
Membangkitkan gairah narsisme bersama dengan produk
tertentu bermakna menjalin keakraban secara lebih mendalam, sekaligus
membangun ruang narsis yang ada didalam diri setiap pribadi.
Secara psikologis terdapat perilaku untuk bersifat
layaknya narciouss yang kagum akan dirinya sendiri ketika berkaca
pada sebuah kolam jernih ada pada setiap individu.
Narsisme dan branding dapat dipadukan menjadi metode
pemasaran, dengan menjalin keintiman melalui selfie produk.
Aspek perluasan ide akan gagasan produk pun dapat
dioptimalisasi melalui branding via selfie produk yang disebarkan
melalui multiplatform jaringan sosial media, yang kemudian menambah
massif daya gempur promosi secara lowcost budget, dengan mengandalkan
pantulan efek gaungnya ke populasi pengguna sosial media.
Hal ini dengan mudah ditangkap untuk pasar yang
memiliki segmentasi sasaran kepada kelompok muda yang user friendly
atas gadget smartphone sebagai keseharian dalam kehidupannya.
Untuk itu, para pemilik merek atas produk pun harus
memulai membuka diri untuk pola pendekatan pasar dengan menggunakan
selfie produk, sebagai upaya meningkatkan awareness serta
mendorongnya menjadikan sebuah ketertarikan untuk penciptaan
kebutuhan baru.
So let’s take a selfie first.
Sumber foto: www.bedahtekno.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar