Kamis, 11 Desember 2014

Menumbuhkan Sosok Kepahlawanan #EveryoneisHero

Ketika kita berbicara mengenai sosok kepahlawanan, maka dengan mudah terbayang action figure layaknya superhero ala Marvel atau DC Comics, padahal dalam keseharian hidup kita semua pihak yang berinteraksi menjadi hero sesuai dengan peran hidup yang digariskan. Tentu teladan utama yang menjadi panutan besar adalah junjungan Nabi Muhammad SAW, yang menghadirkan nikmat iman serta Islam dalam kehidupan kita dalam kerangka vertical.
 
Dan seluruh tindakan yang dicontohkan oleh Rasulullah, menjadi suri tauladan bagi kehidupan kita dalam membangun hubungan secara horizontal dengan lingkungan dimana kita berada. Pada aspek praktisnya, semua dari kita menjadi pahlawan setidaknya bagi diri sendiri, serta untuk lingkungan terdekat kita yakni keluarga maupun berkontribusi bagi masyarakat dalam segala cakupan ditingkat local hingga nasional, bahkan bersikap bak pahlawan bukan sekedar persoalan bertindak dramatic nan heroic, namun menjaga untuk tetap hidup dalam suasana damai yang dibangun berlandaskan kaidah serta norma social yang berlaku merupakan sikap kepahlawanan.
 
Pertanyaannya kemudian dimulai, dengan retorika sederhana, dalam dunia modern yang penuh dengan perubahan pola piker dan perkembangan keilmuwan yang kerap kali melunturkan prinsip dan nilai luhur yang diadopsi pada etika social dan keagamaan, maka siapakah yang tepat untuk dijadikan symbol pahlawan? Sekali lagi pahlawan alias hero itu bisa mewujud menjadi beragam rupa, seperti orang tua, guru, pemimpin Negara, pemuka agama, bahkan sampai kepada penyapu jalanan adalah pahawan dalam lingkup yang bersesuaian.
 
Melalui pendekatan tersebut, maka sosok figur pahlawan menjadi aspek sekunder untuk bisa dicari karena ukuran kepahlawanan dapat berbeda sesuai dengan kadar ukuran dan intensitas yang kita buat dalam criteria terkait. Namun yang bisa dipastikan adalah kepahlawanan adalah soal sikap mental, dia menjadi bagian dari karakter kepribadian yang mencerminkan keluhuran sikap yang dibentuk sebagai perpaduan atas sintesa aspek ruhaniah secara vertical dan social dalam kaidah horizontal.
 
Bahkan beberapa tindakan sederhana untuk bersikap sopan dan santun serta bertindak jujur serta berani ataupun tegas bersama dengan berbagai sikap mental positif lainnya, menjadi bagian yang secara integral merupakan ide dari gagasan dasar seorang pahlawan. Sejatinya, dalam setiap pribadi individu nilai itu tertanam pada buaian, permasalahan yang kerapkali terjadi adalah kita tidak mampu memunculkan secara actual nilai kepahlawanan secara langsung karena berbagai alasan.
 
Padahal bila seluruh prasyarat dari sikap mental kepahlawanan mampu ditampilkan, maka sebagai sebuah kolektif kebangsaan kita akan menjadi penentu arah dunia. Semua pihak bersikap kestaria untuk memberi dan bukan meminta, mau terus berusaha dibanding berputus asa, bahkan memiliki kerelaan untuk berkorban demi kepentingan yang lebih luas ketimbang memikirkan diri sendiri. Tindakan riil seperti berderma dan bersedekah adalah skup kepahlawanan dalam tingkatan ringan seharusnya.
 
Ilustrasi diatas tentu berbeda dengan apa yang kita lihat dalam realita kehidupan keseharian kita, dominasi pemberitaan dimedia cetak dan televisi dipenuhi dengan berbagai kisah tentang berbagai hal yang bertentangan membeberkan nilai kerakusan, materialism hingga kehausan untuk mengejar dunia tanpa batas akhir, padahal limit waktu kita didunia hanyalah sementara saja.
 
Bila sudah demikian, maka apa yang menjadi perlu bagi kita semua untuk dapat menjadi pahlawan si hero? Maka hal tersebut kembali kepada jatidiri kita secara individu, akan ditujukan kemana pelabuhan hidup ini akan bermuara? Bagi saya hal yang hakiki adalah hidup sesudah mati, maka penantian kematian adalah ilusi fana yang kerap menjerumuskan, oleh karena itu kini saatnya kita melakukan evaluasi dan refleksi atas semua apa yang telah kita lalui untuk mengaktualisasikan nilai kepahlawanan yang ada dalam diri kita sehingga membuat kita menjadi lebih bermakna dan hidup ini mampu memberi manfaat bagi diri serta lingkungan dimana kita berada.
 
Semoga kita semua tergolong sebagai bagian tersebut, Aamiin.
 
Sumber foto: www.antarafoto.com
 

Pasar, Pusat Interaksi Mendasar

Kebutuhan hidup tidak bisa dipenuhi seorang diri, karena pada sifatnya manusia adalah homo socius yang berkelompok dalam interaksi kumpulan. Pada upayanya untuk dapat memastikan ketercukupan pemenuhan kebutuhan maka manusia berlaku dalam hubungan sebagai penjual dan pembeli dalam setting lokasi tempat yang dikenal sebagai pasar.
 
Maka kebutuhan penawaran akan bertemu dengan permintaan untuk menjadi sebuah pola transaksi yang kemudian secara akumulatif dimaknai sebagai makna dasar ekonomi. Kerangka aktifitas sederhana tersebut menjadi sebuah hal yang secara riil mendorong terjadinya interaksi, membangun sebuah keterikatan sekaligus keterkaitan yang harus dirawat dengan baik.
 
Pasar tidak ubah layaknya rumah besar yang menjadi urat nadi bagi kehidupan, sudah barang tentu dalam konteks tersebut kita lebih memperhatikan dengan baik bagaimana penataan pasar agar nampak layak serta manusiawi. Perkembangan dunia saat ini, menempatkan pasar tradisional yang lekat dengan proses tawar menawar terdegradasi oleh pusat ritel modern yang membangun lifestyle.
 
Lalu bagaimana pasar modern harus merevitalisasi diri? Tidak hanya sekedar bertahan menghadapi perubahan jaman, namun sekaligus menguatkan diri dalam kompetisi yang semakin ketat. Maka hal terpenting yang dibutuhkan adalah penataan serta pengelolaan bukan penggusuran apalagi sampai pembakaran hanya untuk melakukan relokasi sebuah pasar dalam upaya alih fungsi lahan.
 
Kini telah banyak pasar tradisional yang memakai konsep pengelolaan modern, jadi image basar dan berlumpur ditambah sumpek dan berbau tidak lagi tampak sebagai tampilan utama. Namun harus diakui belum keseluruhan pasar dapat berlaku seperti itu, dan dalam hal ini peran pengelola pasar yang mayoritas di Ibukota dihandling oleh PD Pasar Jaya harus konsisten dalam komitmen pengembangan pasar baik secara swadaya atau joint operation dengan berbagai investor lain.
 
Pengelolaan berkaitan dengan pengaturan item atas dagangan dan menciptakan suasana yang segar untuk dapat berbelanja dengan penuh keriangan tentu menjadi sebuah ilustrasi yang menarik. Termasuk aksesibilitas atas transportasi yang mudah, serta jangkauan pembiayaan perbankan bagi inisiatif baru para wirausahawan muda untuk memiliki ketertarikan dalam mulai berusaha.
 
Nah, bila sudah demikian, apa yang dapat menjadi inovasi lanjutan dalam pengembangan sebuah pasar? Tentu aspek tematik, tentu membuat pasar multifungsi adalah bagian yang menjadi pemenuhan kebutuhan universal, namun memberi aspek tematik yang spesifik dapat menjadi satu brand awareness tersendiri yang menjadikan mereka pasar tradisional memiliki asosiasi tertentu secara positif. Plus yang tidak kalah harus dikuatkan adalah aspek promosi.
 
Dalam konsepsi pemasaran, maka ketika produk, harga dan lokasi telah diperbaiki untuk dapat membangun daya saing maka aspek promosi menjadi sebuah keharusan yang tidak dapat dilewatkan. Dan nampaknya aspek promosi ini masih menjadi kendala, pola promosi yang masih berkutat pada mekanisme wouth of mouth tidak dapat serta merta mem-buzz eskalasi bisnis, oleh karena itu pengelola pasar harus membiasakan diri untuk membangun branding secara online, website dan social media adalah perangkat yang dapat dimainkan dalam hal ini.
 
Membuat berbagai brosur penawaran yang dapat disebarkan secara digital maupun fisik perlu dilakukan sebagai upaya penyampaian pesan kepada audience secara meluas, tentu hal ini harus diimplementasikan secara kontinu sebagai program pasar, termasuk melakukan berbagai event yang mendukung seperti gebyar discount mid or end year serta berbagai kegiatan yang dirancang sebagai upaya membangun minat awal untuk kembali masuk kedalam pasar tradisional yang telah berubah tersebut.
 

Pengendalian Diri Kunci Segar dan Bugar

Hal terpenting dalam menjaga kesehatan adalah kemampuan untuk dapat mengendalikan diri sendiri, tentu saja karena kita perlu memahami batas kemampuan fisik dan metabolisme kita lebih dari sekedar keinginan untuk memenuhi kebutuhan. Sebab dunia kini dipenuhi oleh berbagai tawaran yang nampak terbilang sulit untuk dapat dihindarkan.
 
Problem yang muncul kepermukaan adalah trantangan untuk terus bergerak aktif, mengatasi perubahan pola konsumsi yang semakin bertambah banyak serta masuk dalam kategori makanan berisiko tinggi bagi dampak kesehatan. Tentu akan menjadi ideal bila proses input dan output dalam konsep konsumsi dan energi menjadi balancing ketika aktifitas fisik sempurna dilakukan.
 
Namun belum tentu semua dapat dilakukan sesuai dengan kerangka ideal tersebut, maka salah satu metode yang dapat dilakukan adalah melakukan pengendalian diri, menahan hawa nafsu dan berlaku sesuai proporsi. Sederhananya adalah jangan makan sebelum waktunya dan makanlah sesuai dengan takaran yang dibutuhkan bukan hanya mengikuti kehendak selera lidah semata.
 
Perhatikan dengan benar asupan makanan kita, ketahui pula bagaimana pola aktifitas harian yang kita jalani sebagai bagian dari rutinitas. Bila sudah mampu melakukan tinjauan atas takaran yang dibutuhkan, maka tentu sebagiknya kita mulai melatih diri untuk tetap dapat bersabar, menahan diri dan tidak mengumbar kehendak konsumsi secara liar tanpa terkendali.
 
Bila sudah demikian, maka tidak perlu khawatir dengan input masuk sebagai konsumsi, karena kita telah memiliki filter khusus untuk melakukan screening guna mengetahui batas yang sebaiknya dan seharusnya dalam kadar maksimal. Tidak perlu menunggu sampai lusa apa yang bisa kita lakukan sejak saat ini, karena mengendalikan diri adalah persoalan mengelola nafsu yang bersifat emosional.
 
Pada tahapan tersebut, maka kematangan dan kemampuan berpikir tentang masa depan dari sekedar memikirkan bermangkuk serta berpiring makan siang hari ini akan menjadi sebuah kebiasaan baik yang dapat menjadi gaya hidup sehat yang jauh lebih baik, toh lebih baik mencegah daripada mengobati kan? Jadi lebih baik mereduksi daripada mengeliminasi. Just be wise.
 
Sumber foto: ahmadyani.masjid.asia

Don’t Judge The Book by It’s Cover, Oh Really? OK Bro

Kesan pertama dalah segalanya, dalam dunia pemasaran dikenal sebagai first time for impressive moment, sehingga kesan pertama perlu mendapatkan atensi secara serius. Kerapkali situasi ini dikenal sebagai pembuka bagi stimulasi lanjutan, bayangkan pada situasi dimana Anda berhadapan dengan begitu banyak wawancara, untuk kasus mencari lowongan pekerjaan.
 
Tentu pada kondisi tersebut diatas, maka kita perlu melakukan manajemen pencitraan, sesuatu yang saat ini lekat sekali dalam pembicaraan elit politik didalam negeri ya?. Namun secara esensi, apa yang dilakukan dengan penciptaan image dan citra adalah menghasilkan proyeksi akan suatu kesan tertentu, dan hasil akhir dari pencitraan adalah terbangunnya persepsi positif.
 
Bila sudah demikian konsepsi dalam pola berpikir yang kita miliki, maka kini tentu kita harus berbenah. Tampilan bukan lagi menjadi sebuah hal yang dapat diabaikan, karena aksesoris dalam penampilan anda adalah penunjang dari citra kepribadian yang hendak ditampilkan. Jangan lagi berasumsi bahwa penampilan adalah nomor dua pasca kualitas isi, karena keduanya berjalan seiring.
 
Tampilan dan isi atau dikenal sebagai “context and content” adalah bilah dari keping mata uang yang sama, oleh karena itu sebaiknya mulai perhatikan dan jaga tampilan Anda dengan baik. Hal ini melipiti berbagai hal yang melekat pada diri Anda. Bahkan dalam ilmu pemasaran dikenal sebagai konsep personel branding dimana from head to toe anda akan menjadi fokus perhatian bagi orang lain.
 
Baju rapi dan bersih tanpa harus tampil perlente yang mengaburkan nilai dari citra Anda sesungguhnya akan jauh lebih baik ketimbang lusuh dan tidak terawat, dalam konsepsi tampilan luar maka kesalahan terjadi bila penampilan tidak terkelola dengan baik atau over-acting dalam pengelolaan sehingga tampak menjadi lebay. Anda hanya perlu menjadi diri sendiri, namun menjaga tampilan dengan baik.
 
Pergunakan baju yang tersetrika dengan baik, licin serta bersih disertai dengan harum yang lembut tanpa menusuk hidung tentu akan memberi kesan hangat. Pastikan bahwa seluruh kelengkapan dari aksesoris yang melekat itu diperhatikan secara cermat, jelas bahwa hal ini bukan persoalan tentang merek, tetapi mempergunakan apa yang ada dengan lebih baik sehingga menjadi daya dukung Anda.
 
Bersih, rapih serta mewangi sudah pasti memberi energi bagi diri Anda sendiri untuk tampil penuh percaya diri dan berdampak pada lingkungan sekitar Anda karena pancaran energi positif tersebut. Jadi, mulai saat ini jangan lagi anggap remeh masalah penampilan Anda, karena apa yang anda tampilkan itu adalah kerakter yang ada dalam kepribadian Anda, serta ketahui bahwa tampilan dan kualitas isi bersifat saling mendukung dan memperkuat.
 

Masa Depan Kita, Ada di Tangan Kita #ber-Disiplin-lah

Kegagalan terbesar dari suatu tujuan tertentu, akan dimulai sejak saat perencanaan. Kemampuan merencanakan yang lemah membuat struktur gagasan dalam pencapaian target akhir akan menjadi bias dan kemudian sulit untuk diwujudkan. Karena masa depan adalah hasil dari serangkaian tindakan serta keputusan yang kita lakukan sejak masa lalu dan hari ini, maka jelas bahwa masa depan ada dalam genggaman kita masing-masing.
 
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan dalam memperisapkan masa depan yang gilang gemilang? Jelas semua dari kita harus memastikan terlebih dahulu esensi dari keberadaan kita dan kemana kita hendak melangkah. Bahwa segala sesuatu yang telah terberi dalam diri kita sebagai sebuah karunia harus dapat dipergunakan secara optimal dan positif bagi kualitas kehidupan kita secara jasmani dan rohani.
 
Hidup serta kehidupan berkaitan dengan kompetisi dan persaingan, dalam hal tersebut maka hal yang mutlak untuk terlebih dahulu dibenahi dalam tata urutan prioritas adalah memperbaiki kondisi diri sendiri. Hal ini kemudian membuka kelemahan kita bersama sebagai sebuah kolektif, yakni sebuah rendahnya sikap mental untuk berdisiplin, karena mengatur dan diatur bertujuan untuk menjadi teratur.
 
Keteraturan adalah bagian dari ketertiban, dan dalam suasana yang tersusun apik tersebut kemudahan justru dapat ditegakkan dibndingkan dengan suasana yang gaduh penuh riuh rendah. Berdisiplin menjadi hal yang penting untuk dapat diimplementasikan sejak usia dini, pemahaman tentang pentingnya berdisiplin diri perlu diarahkan dan diberikan contoh keteladanan.
 
Mulai sejak matahari terbit hingga malam menjelang, disiplin dalam beraktifitas termasu diantaranya menempatkan segala sesuatu hal berdasarkan prioritas dan urgensinya. Memilih dan memilah adalah hal yang harus dilakukan untuk mengurai seluruh kehendak atas kemampuan kita dalam menjalankan semua keinginan tersebut, maka sikap mental yang satu disambut oleh mentalitas yang lain.
 
Disiplin akan berbarengan dengan rasa tanggung jawab, sehingga menjadi sebuah komitmen yang konsisten untuk dapat membentuk kualitas manusia terbaik. Bila rutinitas ini menjadi sebuah kebiasaan yang terpatri dengan lekat, maka masa depan menjadi sebuah hasil dari kerja yang terus menerus sejak saat ini. Bahwa masa depan nan cerah penuh berbintang hanya akan hadir bila kita mulai melakukan hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, maka mulai berdisiplinlah.
 
Bagunlah lebih pagi, berdoa pada sang pemilik hidup, rencanakan kerja dihari ini dan memulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan tingkat kepentingan yang utama dengan orientasi pada pencapaian hasil secara maksimal dan terbaik, adalah wujud dari disiplin secara menyeluruh. Sebagaimana ungkapan, “masa depan adalah misteri, masa lalu adalah sejarah, masa kini adalah hadiah”, tentu saja bagi mereka yang disiplin dalam bekerja keras secara berkelanjutan.
 
Sehingga, kini saatnya berbicara tidak hanya tentang “it’s so far so good, but also so what?” karena kita bertindak harus memiliki proyeksi bagi masa depan, sebab jalinan relasi waktu yang tidak bisa berulang. Karena waktu tempuh kehidupan ini hanya dalam satu kali lintasan saja, maka mulailah berdisiplin sejak saat ini juga.
 

Jurus Kunci Dunia Tak Bertapal Batas #Akses Internet

Dunia adalah satu kampung yang besar, demikian pameo yang sering kita dengar, dan kondisi tersebut menjadi sebuah kenyataan yang tidak dapat dihilangkan dari realitas kekinian. Bahwa globalisasi telah menjadi suatu era baru yang menyatukan seluruh bagian didunia ini seolah tanpa sekat batas lintas negara dan merentang waktu, berkat kemajuan teknologi informasi.
 
Peradaban modern dibangun dengan basis kemajuan akan pertukaran arus data dan informasi, dan internet menjadi bagian dari keseharian, merupakan budaya baru yang tidak bisa terpisahkan. Bahkan pola interaksi sosial pun menjadi berubah dengan keberadaan internet, jejaring social dan berbagai fungsi aplikatif lain diinternalisasi menjadi sebuah kebiasaan.
 
Bahkan kemajuan sebuah negara dimasa depan, akan sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam melakukan perbaikan sistem jaringan informasi dan komunikasi dengan pertukaran data yang difasilitasi melalui internet. Tentu banyak sekali multiplier effect yang dapat dihasilkan dengan memperbaharui dan merevitalisasi jaringan internet secara nasional.
 
E-commerce akan semakin meningkat, potensi ekonomi suatu lokal tertentu dapat diangkat kepermukaan tanpa hambatan, dan mempertemukan aspek demand serta supply yang dipermudah melalui komitmen bersama dalam keterbukaan hubungan ekonomi secara multilateral pada kerangka regional, yang saat ini menjadi perbincangan hangat mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
 
Saat kita hendak menjadi pemain yang dominan, maka aspek penguasaan teknologi menjadi faktor yang utama, dan dalam hal ini aksesibilitas publik akan internet dengan kecepatan tinggi menjadi sebuah problem substansial yang harus segera dipecahkan, karena kita sebagai sebuah negara-bangsa tentu tidak hanya akan menjadi pelaku pasif pada percaturan ekonomi kawasan.
 
Oleh karena itu, segala upaya dalam penciptaan infrstruktur internet dan akses yang lebih meluas dalam kuantitas dan kualitas jelas menjadi sebuah harapan yang harus dirumuskan sebagai action plan untuk kemudian direalisasikan. Bangsa ini memiliki segudang kemampuan yang harus dipromosikan dan menjadi nilai kompetitif untuk dapat bersaing ditingkat internasional.
 
Ketika kerangka pendekatan pasar secara global masih mempergunakan metode konvensional, maka bisa dipastikan kita menjadi bagian yang tertinggal. Prinsip seperti yang diungkapkan Jokowi dalam strategi mengahadapi era pasar bebas yang dinyatakan sebagai langkah, “menyerang terlebih dahulu sebelum diserang” sesungguhnya menyiratkan bahwa kita harus lebih aggresif.
 
Pada titik ini, agresifitas kemudian disupport secara optimal melalui dukungan internet yang akan semakin memperluas jangkauan dan cakupan kita baik dalam melihat potensi domestik serta mempertemukan hal tersebut dengan berbagai peluang yang terdapat diberbagai belahan mancanegara. Sekali lagi, kunci ekonomi dimasa mendatang adalah e-economic dan akses internet kuncinya.
 
sumber foto: www.ktv-ege.ba

Bercita-cita Mencapai Pendidikan Lebih Tinggi Lagi


Pemahaman Sukses dalam Kehidupan
-short summary to theme: “Sukses Terbesar Dalam Hidupku”
 
Kesuksesan sesungguhnya tidak memandang besar dan kecil, sukses berarti mampu mencapai apa yang telah ditargetkan, bahkan tentu lebih baik bila melampaui. Satu yang pasti, kesuksesan tidak dibangun dengan kemudahan, perlu kerja keras dan cerdas dalam mewujudkan kesuksesan tersebut.
 
Bagi saya, salah satu bentuk kesuksesan dalam hidup ini adalah mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga serta lingkungan dimana kita berada. Pengetahuan dalam keilmuan tentu dapat menjadi modalitas dasar bagi upaya kita meningkatkan dimensi kemanusiaan dari keberadaan kita bagi peningkatan kualitas komunitas kita.
 
Secara konkret, kesuksesan bagi saya pribadi adalah kemampuan serta kerelaan untuk memberi serta berbagi, dan dalam hal tersebut maka yang menjadi lekat dengan kemampuan yang dapat di-share bukan hanya soal finansial semata, melainkan mendorong kapasitas dan kemampuan masyarakat untuk memahami kemampuan internalnya serta mengetahui potensi pengembangan diri sendiri.
 
Dalam konteks diatas, maka jalur edukasi keilmuan adalah hal yang dapat meningkatkan indeks sumber daya manusia. Bagi saya, kesuksesan terbesar adalah bila saya telah menjadi pemberi sedekah ilmu bagi sesama, termasuk bagi komunitas dan negara ini. Untuk itu pula, saya harus memiliki kapasitas keilmuan yang cukup, khususnya dalam berbagi pengetahuan yang memberikan dukungan dan manfaat.
 
Menyampaikan Pesan Melalui Edukasi
-short summary to theme: “Peranku Bagi Indonesia”
 
Setiap insan ditanah air Indonesia tentu memiliki peran dan sumbangsihnya bagi keberadaan negara tercinta. Tentu bagi kita yang hidup diera kemerdekaan, pengalaman sejarah penjajahan fisik dimasa lalu adalah bagian dari pembelajaran internal kita, akan pentingnya mengisi ruang pasca kemerdekaan dengan berbagai hal yang positif.
 
Jelas saja, para pihak yang terlibat sebagai stakeholeder bangsa ini memiliki kontribusinya sesuai dengan peran yang berkaitan. Bagi saya, salah satu peran yang akan diambil bagi bangsa ini adalah mendayagunakan penyampaian pesan melalui jalur edukasi, baik dalam lingkup formal maupun informal, dan hal itu harus dilakukan langsung baik lisan maupun tulisan, serta dalam bentuk pengajaran, pelatihan maupun jurnal dan majalah.
 
Bangsa yang besar bukanlah persoalan luas wilayah dan jumlah penduduk serta sumberdaya alam yang berlimpah sebagai sebuah anugerah yang patut disyukuri, namun bangsa yang besar adalah bangsa yang mumpuni karena kualitas sumberdaya manusianya. Hal ini menjadi pembeda, karena bagaimanapun kondisi alam (natural) bukan lagi menjadi faktor kompetitif utama, melainkan pendukung dari manusia yang bertindak sebagai pengelolanya.
 
Jadi, “it’s not because a gun machine, but see the man behind the gun” sehingga kondisi tersebut akan sangat tepat bila kita memotret kondisi kebangsaan kita kali ini dalam kancah hubungan internasional, penjajahan fisik memang telah lama berlalu tetapi penjajahan ekonomi bukan tidak mungkin dapat terjadi bila kita sebagai manusia Indonesia tidak segera membekali dan mempersiapkan diri dengan ilmu yang berguna.
 
Pola berpikir bahwa kita besar karena karunia alamiah adalah persepsi konvensional, diera modern saat ini manusia yang unggul adalah faktor pendorong utama dari kemajuan hidup berbangsa. Dan pada posisi ini, maka pendidikan serta ilmu pengetahuan menjadi sarana dalam pembentukan kualitas manusia yang mumpuni sesuai dengan era globalisasi.
 
Pada bidang pendidikan itu pulalah saya hendak kembali mengabdikan diri ini, lebih dari sekedar persoalan materi semata, karena prinsip saya sangatlah sederhana, “hidup hanya sekali, lalu kemudian mati, maka isilah hidup ini dengan berbagai kegiatan yang berarti”, khususnya bagi diri dan lingkungan kita secara positif, karena kita adalah bagian dari lokus komunitas dimana kita berada secara timbal balik.
 
Sumber foto: www.p-wec.org

It’s all about Decision Making..

Pemahaman yang luas akan frasa kalimat sederhana tentang “decision making” ternyata membentang menjadi sebuah bagian dari ilmu pengetahuan. Ini tentu tidak sekedar menjatuhkan pilihan akan kasus keseharian, seperti: “apakah sarapan pagi kita bubur ayam ataukah nasi goreng?”. Meski kasus sederhana tersebut memberikan ilustrasi nyata tentang bagaimana pilihan diletakkan berdasarkan suatu analisa berpikir tertentu.
 
Kali ini mata kuliah saya pada Program S2 Magister Manajemen Kalbis Institute bertajuk Strategic Decision Making, dan tentu menjadi sebuah hal yang istimewa lagi karena pengajarnya adalah Dr Vivid Argarini-mantan CEO Aneka Yess!!. Rasanya bagi mereka yang berusia sama seperti saya Generasi 80-an tentu sangat familiar dengan majalah remaja ini, beserta deretan Cover Girls-nya, *kebetulan saya memang tidak mencermati para Cover Boy-nya, maklum ini soal interkoneksi fisikal.
 
Back to the story, dan based on true story atas pengalaman langsung Ibu Vivid dalam menangani majalah Aneka Yess!! tentu patut menjadi sebuah crusial lesson. Bagaimana tidak, dibawah kepemimpinan beliau pula, Aneka Yess harus mengakhiri sebuah reputasi yang telah dibangun sepanjang 24 tahun, jelas ini bukan sebuah keputusan yang mudah, dan dititik moment of truth tersebut sebuah keputusan menjadi sangat penting dalam menuntaskan segalanya.
 
Terbayang dalam benak saya, masa kegentingan tersebut diiringi oleh riuh rendah kondisi bisnis percetakan dan majalah, yang mulai tergerus oleh perubahan arus pola media massa digital, seiring perkembangan teknologi. Lebih jauh lagi, dalam bayangan saya, saat itu dibutuhkan sebuah keputusan cepat yang signifikan serta harus segera diambil, dengan berbekal begitu banyak pertimbangan.
 
Keputusan yang dihasilkan harus menjadi sebuah hal yang final, tanpa menimbulkan dampak jangka panjang, serta menjawab problematika actual yang dihadapi. Bila sudah demikian, prinsip utama dalam pengambilan keputusan menjadi hal yang langsung diimplementasikan, dalam praktik bisnis dan usaha yang sangat dinamis serta penuh berbagai kemungkinan yang dapat terjadi in just a matter of seconds.
 
Secara umum, apa yang terjadi dalam kasus seperti yang dialami oleh majalah remaja Aneka Yess!! Dapat ditarik menjadi sebuah kesimpulan umum, setidaknya berikut adalah summary dari apa yang menjadi kasus nyata yang dialami oleh Dr Vivid Argarini beserta apa yang dipelajari dari mata kuliah yang dibawakan oleh beliau selama mengajar mata kuliah Strategic Decision Making di Kalbis Institute:
 
Proses Pengambilan Keputusan Strategis:
 
Bahwa sampai pada tahap mengambil keputusan adalah sebuah hal yang saling berkait dari pengumpulan data dan informasi, hingga mengidentifikasikan persoalan, untuk kemudian melakukan mekanisme problem solving dengan menempatkan berbagai opsi atas penyelesaian masalah, membangun prioritas solusi hingga kemudian melakukan pengambilan keputusan yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada, dan melakukan review atas implementasi keputusan tersebut.
 
Gaya Pengambilan Keputusan:
 
Pada banyak kasus pengambilan keputusan, maka metodologi yang diambil dalam memutuskan suatu perkara bisa berbeda dari satu kondisi atas kondisi yang lain, karena subjek dan bobot serta lingkungan masalah juga pasti berbeda. Ada pengambilan keputusan dengan menggunakan intuisi, hal ini biasanya dilatarbelakangi keterbatasan waktu dan jam terbang bisnis yang telah dialami sebagai pengalaman.
 
Bagi saya, alih-alih menggunakan intuisi, maka untuk seorang pemula seperti saya, metode rasional dan objektif dapat dikembangkan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan, yakni dengan menentukan terlebih dahulu apa yang akan menjadi sasaran besar serta memenuhi diri dengan data serta sarat informasi yang cukup dalam memutuskan sesuatu sebagai sebuah keputusan akhir.
 
Keputusan dan Kepemimpinan
 
Pada penghujung kesimpulan, maka peran kepemimpinan tidak bisa dipisahkan dengan keputusan yang akan diambil. Jelas bahwa keputusan besar memerlukan tidak hanya jiwa yang besar dan karakter yang besar pula, namun disertai dengan tanggung jawab yang besar untuk mengambil pilihan yang terbaik dari berbagai macam pilihan yang disodorkan.
 
Leadership berperan dalam mendorong keputusan yang penting serta genting dalam sebuah organisasi, dan kasus majalah Remaja Aneka Yess!! adalah contoh konkrit yang bisa dipelajari, perlu Kepemimpinan yang besar, untuk dapat lepas dari factor emosional historis terkait dengan waktu torehan usaha yang telah 24 tahun malang melintang dijagad kawula muda remaja Indonesia, it must be very hard decision.
 
Happy Class and Stress Free
 
Diluar persoalan akademik seperti yang saya tuturkan diatas, satu yang membuat kelas ini tidak bosan adalah pembawaan materi dari Ibu Dosen yang nampak tidak pernah surut dalam lelah, bahkan terlihat bersemangat dalam mengedukasi, karena sejujurnya baru kali ini saya merasakan ruang kuliah S2 diatas pukul 17.00 bahkan hingga 18.00, biasanya 15.30 adalah limit maksimal, BRAVO!!!.
 
Enjoy and happy, karena spirit positif itu memang ibarat virus yang menular, jadi manakala pengajar tetap teguh dalam memancarkan energy positif, maka sinyal tersebut tertangkap kuat sebagai energy untuk dapat menerima proses pembelajaran secara lebih baik, bebas rasa kecemasan. Terlihat jelas kalau kelas ini penuh dengan adegan Selfie maupun Wefie, jadi tidak ada ruang yang berjarak antara semua bagian dalam interaksi belajar mengajar.
 
Terakhir, sebenarnya saya masih perlu banyak belajar dari Ibu Vivid soal Brand dan IMC karena rasanya hal itu adalah bagian yang secara A to Z menjadi keseharian beliau, semoga next time ada kesempatan untuk dapat berinteraksi lebih jauh dalam menimba ilmu yang bermanfaat serta penuh keberkahan. Terima kasih Dr Vivid Argarini atas ilmunya, see u in another time..